12 orang yang tengah berbelanja di pasar Baler Bale Agung, Kabupaten Jembrana, Bali, digigit anjing rabies. Di Bali dan NTT, masalah anjing pengidap rabies ini sudah sangat serius membahayakan manusia. "Ada 12 warga yang terkena gigitan anjing itu, termasuk saya," kata Nyoman Sumiarti yang baru saja digigit anjing berwarna hitam itu saat berbelanja di pasar Kelurahan Baler Bale Agung, Senin.
Selain dia, anjing tersebut juga sempat menggigit Komang Arimbawa, bocah berusia enam tahun. Kepala Dusun Baler Bale Agung, Ketut Sumadiasa, mengatakan, seluruh korban telah mendapatkan pertolongan medis dan mendapatkan suntikan vaksin antirabies. "Anjing mengamuk di pasar. Lalu lari ke rumah-rumah warga dan mengggigit beberapa warga yang ditemuinya," katanya menuturkan.
Made Tirtawati, warga setempat juga mengaku digigit anjing itu saat sedang duduk santai di teras rumahnya. "Saya sedang duduk di teras, tiba-tiba anjing itu datang. Saat saya mengusirnya, saya malah diserang," kata Tirtawati yang juga menderita gigitan pada bagian kakinya.
Setelah menggigit 12 warga, anjing berhasil dilumpuhkan oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana untuk diambil sampelnya guna memastikan, apakah anjing itu mengidap virus rabies.
Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana menyebutkan, angka gigitan anjing di wilayah ini cukup tinggi. Pada Oktober 2012 telah terjadi 60 kasus, sedangkan September dan Agustus, masing-masing 98 kasus dan 107 kasus.
Penyebaran virus rabies pada anjing di Bali tidak lepas dari cara warga menyikapi dan memelihara anjing-anjing peliharaannya. Banyak sekali yang dibiarkan berkeliaran begitu saja sehingga mereka mencari makan sendiri, hingga ke tempat-tempat sampah.
Sangat jarang anjing kampung yang ditempatkan dalam kandang khusus, melainkan dibiarkan berlalu-lalang ke mana-mana. Bukan hal aneh jika dijumpai anjing kampung dengan kondisi tubuh mengenaskan dan penuh luka-luka.
0 komentar:
Posting Komentar