Translate

28 Maret 2011

Banjir Bandang Cihaurbeuti Bak Tsunami


Cihaurbeuti, Banjir bandang akibat luapan Sungai Ciharus memporakporandakan lima dusun di Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti Ciamis, Senin (28/3/2011) pukul 14.30 WIB. Ratusan rumah rusak, termasuk masjid dan madrasah. Berikut komplek Pesantren Darul Amira di Dusun Ciawitali pun porak poranda.
Batu, potongan kayu, dan sampah berserakan dibawa banjir. Lima dusun yang porak poranda diterjang banjir bandang tersebut masing-masing Dusun Seda Kidul, Seda Kulon, Ciawitali, Bojong dan Dusun Cigorowong. Ribuan warga dilanda kepanikan menyusul musibah yang terjadi dikaki Gunung Syawal tersebut .
Dua warga meninggal dunia menyusul kejadian tersebut, masing-masing Mak Ocoh (80) warga Dusun Seda Kaler, serta mang Ikin (70) warga Dusun Ciawitali Rt 05 RW 08.
Rumah Mang Ikin yang berada disamping Komplek Pesantren Darul Amira porak poranda hanyut disapu banjir bandang. Jasad Mang Ikin ditemukan dekat mesjid Dusun Ciawitali sekitar 1 km dari rumahnya. Sementara itu seorang bocah belum diketahui nasibnya.
Banjir juga memutuskan jalur jalan desa yang menghubungkan Dusun Ciawitali dengan jalan raya Cihaurbeuti- Panumbangan, berikut arus lalu lintas jalan raya Cihaurbeuti-Panumbangan juga terputus karena dipenuhi puing-puing banjir.
Sumber : Tribunnews, 28 Maret 2011.

Read more »

Banjir Bandang Cihaurbeuti, Ribuan Warga Mengungsi


Cihaurbeuti, Banjir bandang akibat luapan Sungai Ciharus memporakporandakan lima dusun di Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti Ciamis, Senin (28/3/2011). Khawatir terjadinya longsor dan banjir bandang susulan, ribuan warga Desa Padamulya meninggalkan rumah mereka. Sampai pukul 18.00 gelombang pengungsian terus terjadi, warga membawa barang seadanya meninggalkan rumah masing-masing dibawah guyuran hujan.
“Sampai magrib sekitar 3000 warga sudah menugsi, ke mesjid-mesjid, sekolah dan madrasah. Juga ke kantor kecamatan Cihaurbeuti. Paling banyak ke Desa Pasir Tamiang yang berbatasan langsung dengan lokasi kejadian. Sekitar 500 warga mengungsi di Madrasah Talbiyah Pasir Tamiang,” ujar Camat Cihaurbeuti Drs H Sahlan.
Proses pengungsian warga masih terus berlangsung. “Yang paling utama sekarang adalah penyelamatan warga, proses evakuasi,” ujar Kepala Disnakertransos Ciamis, Drs H Herdi Saleh kepada Tribun dilokasi kejadian.
Hal serupa juga diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis Odang R Wijaya SH di lokasi kejadian. “Kondisi lokasi sangat mengkhawatirkan apalagi hujan masih turun. Kita minta warga meninggal lokasi untuk mengungsi,” ujar Odang.
Proses evakuasi warga sebagian besar dengan menggunakan sepeda motor secara gotong royong oleh warga tetangga, berikut menggunakan mobil bak terbuka mobil ambulance, mobil petugas. Relawan dari berbagai pihak juga berdatangan ke lokasi seperi Tagana, PMI, FPI hingga Pandu Keadilan untuk melakukan evakusi bersama petugas dan warga sekitar.
Menurut penuturan Ojoh (40) warga Dusun Seda Kidul Rt 06 RW 07 kepada Tribun, malapetaka yang menimpa dusunnya tersebut terjadi hanya setelah hujan lebat mengguyur sekitar setengah jam sebelumnya.
“Hujannya lebat sekali mulai pukul 14.00, saya lagi nunggu anak saya pulang sekolah. Tiba-tiba sekitar pukul 14.30 terdengar suara gemuruh dari arah gunung Syawal. Suaranya keras sekali disertai getaran tanah. Menakutkan sekali, seperti mau kiamat, apalagi tiba-tiba listrik mati. Hujan masih turun,” ujar Ojoh.
Tiba-tiba Sungai Ciharus meluap, melabrak sawah, kebun dan rumah dikiri kanannya. “Air sungai keruh, banyak potongan pohon dibawanya. Untung rumah saya selamat, tapi kami takut terjadi longsor susulan,” ujar Ojoh bersama 4 anggota keluarganya memilih mengungsi ke Dusun Cipecak Desa/Kecamatan Cihaurebeuti.
Menurut penuturan H Endang Ishak, pengasuh Pondok Pesantren Darul Amira Dusun Ciawitali, banjir bandang yang melanda lima dusun termasuk memporak porandakan komplek Pesantren Darul Amira yang punya santri tersebut akibat longsornya tebing Gunung Syawal dekat Curug Panjang yang berlokasi sekitar 2 km dari pemukiman penduduk.
“Longsoran tebing tersebut kemudian membendung Sungai Ciharus sehingga air sungai meluap dan terjadilah banjir bandang yang memporak porandakan desa ini. Seminggu terakhir hujan lebat memang turun tiap sore, tapi sore tadi hujannya lebat sekali,” ujar H Endang yang menuding banjir bandang ini juga akibat kerusakan hutan di kawasan gunung Syawal tersebut. “Tiap hari ada saja truk penangkut kayu dari kawasan hutan yang lewat jalan depan pesantren ini,” ujar H Endang prihatin.
Sumber : Tribunnews, 28 Maret 2011.

Read more »

ANTARA News