Translate

03 November 2012

Cihaurbeuti Villages

Cihaurbeuti nyaeta hiji wewengkon lebah kuloneun Gunung Sawal di Kabupatian Ciamis. Tapel wates lebah kaler Cihaurbeuti patumbu-tumbu jeung Panumbangan, lebah kidul Sindangkasih, lebah kulon Walungan Citanduy anu misahkeun jeung kawasan Tasikmalaya.
Can kapanggih iraha jeung kumaha mimitina aya Cihaurbeuti. Ngan nurutkeun sababaraha beja, Cihaurbeuti mibanda lalakon sejarah anu kacida luhungna. Kasebut nalika zaman Mataram Islam (kurang leuwih tahun sarebu genep ratusan masehi), aya saurang menak ti Umbul Cihaurbeuti mangsa harita anu diistrenan ku Sultan Agung jadi Tumenggung pangaulaan Bandung, katelah Tumenggung Wirangun Angun. Tujuh turunan mingpin Bandung nepika kaceluk ka awun-awun kakoncara ka janatria, ngandung harti anu asal muasal ngabahureksa ngahirup-hirup Bandung taya lian karuhun urang Cihaurbeuti. Kiwari masih loba patakonan-patakonan anu merlukeun pananglutikan jeung sawala sapuratina.

Read more »

Persib Bandung VS Makassar United (5-1)


Dalam laga hari pertama Persib Bandung VS Makassar United (MU) pada CELEBES CUP 2012, Persib unggul atas Makassar United dengam kedudukan 5-1. Dua gol perdana dicetak Herman Dzumafo Efandi pada babak pertama permainan. Peluang tersebut muncul berkat pelanggaran Acmad Hisyam, sehingga dia mendapat dua kali kesempatan mengeksekusi tendangan penalti.
Pada babak ke dua, Atep menambah produksi gol Persib dengan melesakkan bola dari depan gawang. Dia menangkap bola yang gagal ditangkap Kenji Adacihara.
Edgar berhasil mencetak satu gol melalui tendangan penalti. Peluang itu muncul gara-gara pelanggaran yang dibuat I Made Wirawan di kotak penalti. Pada menit 89, M Ridwan menambah produksi gol dan ditutup dengan Dzumafo dengan gol ketiganya malam ini.

Demikian dilansir Kompas.Com (03/11/12). Dengan hasil pertandingan Persib VS Mu kemarin, maka Persib hari ini akan melawan Sriwjaya FC dalam Jadwal Final Celebes Cup.

Read more »

Anak Kambing dan Serigala

Seekor anak kambing yang sangat lincah telah ditinggalkan oleh penggembalanya di atas atap jerami kandang untuk menghindari anak kambing itu dari bahaya. Anak kambing itu mencari rumput di pinggir atap, dan saat itu dia melihat seekor serigala dan memandang serigala itu dengan raut muka yang penuh dengan ejekan dan dengan perasaan yang penuh kemenangan, dia mulai mengejek serigala tersebut, walaupun pada saat itu dia tidak ingin mengejek sang Serigala, tetapi karena dia merasa serigala tersebut tidak akan dapat naik ke atas atap dan menangkapnya, timbullah keberaniannya untuk mengejek.
Serigala itupun menatap anak kambing itu dari bawah, "Saya mendengarmu," kata sang Serigala, "dan saya tidak mendendam pada apa yang kamu katakan atau kamu lakukan ketika kamu diatas sana, karena itu adalah atap yang berbicara dan bukan kamu."
Jangan kamu berkata sesuatu yang tidak kamu ingin katakan terus menerus

Read more »

02 November 2012

Sejarah Ciamis

Menurut sejarawan W.J Van der Meulen, Pusat Asli Daerah (kerajaan) Galuh, yaitu disekitar Kawali (Kabupaten Ciamis sekarang). Selanjutnya W.J Van der Meulen berpendapat bahwa kata "galuh", berasal dari kata "sakaloh" berarti "dari sungai asalnya", dan dalam lidah Banyumas menjadi "segaluh". Dalam Bahasa Sansekerta, kata "galu" menunjukkan sejenis permata, dan juga biasa dipergunakan untuk menyebut puteri raja (yang sedang memerintah) dan belum menikah.
Sebagaimana riwayat kota-kabupaten lain di Jawa Barat, sumber-sumber yang menceritakan asal-usul suatu daerah pada umumnya tergolong historiografi tradisional yang mengandung unsur-unsur mitos, dongeng atau legenda disamping unsur yang bersifat historis. Naskah-naskah ini antara lain Carios Wiwitan Raja-raja di Pulo Jawa, Wawacan Sajarah Galuh, dan juga naskah Sejarah Galuh bareng Galunggung, Ciung Wanara, Carita Waruga Guru, Sajarah Bogor. Naskah-naskah ini umumnya ditulis pada abad ke-18 hingga abad ke-19. Adapula naskah-naskah yang sezaman atau lebih mendekati zaman Kerajaan Galuh. Naskah-naskah tersebut, diantaranya Sanghyang Siksakanda ÔNg Karesian, ditulis tahun 1518, ketika Kerajaan Sunda masih ada dan Carita Parahyangan, ditulis tahun 1580.
Berdirinya Galuh sebagai kerajaan, menurut naskah-naskah kelompok pertama tidak terlepas dari tokoh Ratu Galuh sebagai Ratu Pertama. Dalam laporan yang ditulis Tim Peneliti Sejarah Galuh (1972), terdapat berbagai nama kerajaan sebagai berikut: Kerajaan Galuh Sindula (menurut sumber lain, Kerajaan Bojong Galuh) yang berlokasi di Lakbok dan beribukota Medang Gili (tahun 78 Masehi?); Kerajaan Galuh Rahyang berlokasi di Brebes dengan ibukota Medang Pangramesan; Galuh Kalangon berlokasi di Roban beribukota Medang Pangramesan; Galuh Lalean berlokasi di Cilacap beribukota di Medang Kamulan; Galuh Pataruman berlokasi di Banjarsari beribukota Banjar Pataruman; Galuh Kalingga berlokasi di Bojong beribukota Karangkamulyan; Galuh Tanduran berlokasi di Pananjung beribukota Bagolo; Galuh Kumara berlokasi di Tegal beribukota di Medangkamulyan; Galuh Pakuan beribukota di Kawali; Pajajaran berlokasi di Bogor beribukota Pakuan; Galuh Pataka berlokasi di Nanggalacah beribukota Pataka; Kabupaten Galuh Nagara Tengah berlokasi di Cineam beribukota Bojonglopang kemudian Gunungtanjung; Kabupaten Galuh Imbanagara berlokasi di Barunay (Pabuaran) beribukota di Imbanagara dan Kabupaten Galuh berlokasi di Cibatu beribukota di Ciamis (sejak tahun 1812).
Untuk penelitian secara historis, kapan Kerajaan Galuh didirikan, dapat dilacak dari sumber-sumber sezaman berupa prasasti. Ada prasasti yang memuat nama "Galuh", meskipun nama tanpa disertai penjelasan tentang lokasi dan waktunya. Dalam prasasti berangka tahun 910, Raja Balitung disebut sebagai "Rakai Galuh". Dalam Prasasti Siman berangka tahun 943, disebutkan bahwa "kadatwan rahyangta I mdang I bhumi mataram ingwatu galuh". Kemudian dalam sebuah Piagam Calcutta disebutkan bahwa para musuh penyerang Airlangga lari ke Galuh dan Barat, mereka dimusnahkan pada tahun 1031 Masehi. Dalam beberapa prasasti di Jawa Timur dan dalam Kitab Pararaton (diperkirakan ditulis pada abad ke-15), disebutkan sebuah tempat bernama "Hujung Galuh" yang terletak di tepi sungai Brantas. Nama Galuh sebagai ibukota disebut berkali-kali dalam naskah sebuah prasasti berangka tahun 732, ditemukan di halaman Percandian Gunung Wukir di Dukuh Canggal (dekat Muntilan sekarang).
Pada bagian carita Parahyangan, disebutkan bahwa Prabu Maharaja berkedudukan di Kawali. Setelah menjadi raja selama tujuh tahun, pergi ke Jawa terjadilah perang di Majapahit. Dari sumber lain diketahui bahwa Prabu Hayam Wuruk, yang baru naik tahta pada tahun 1350, meminta Puteri Prabu Maharaja untuk menjadi isterinya. Hanya saja, konon, Patih Gajah Mada menghendaki Puteri itu menjadi upeti. Raja Sunda tidak menerima sikap arogan Majapahit ini dan memilih berperang hingga gugur dalam peperangan di Bubat. Puteranya yang bernama Niskala Wastu Kancana waktu itu masih kecil. Oleh karena itu kerajaan dipegang Hyang Bunisora beberapa waktu sebelum akhirnya diserahkan kepada Niskala Wastu Kancana ketika sudah dewasa. Keterangan mengenai Niskala Wastu Kancana, dapat diperjelas dengan bukti berupa Prasasti Kawali dan Prasasti Batutulis serta Kebantenan.
Pada tahun 1595, Galuh jatuh ke tangan Senapati dari Mataram. Invasi Mataram ke Galuh semakin diperkuat pada masa Sultan Agung. Penguasa Galuh, Adipati Panaekan, diangkat menjadi Wedana Mataram dan cacah sebanyak 960 orang. Ketika Mataram merencanakan serangan terhadap VOC di Batavia pada tahun 1628, massa Mataram di Priangan bersilang pendapat. Rangga Gempol I dari Sumedang misalnya, menginginkan pertahanan diperkuat dahulu, sedangkan Dipati Ukur dari Tatar Ukur, menginginkan serangan segera dilakukan. Pertentangan terjadi juga di Galuh antara Adipati Panaekan dengan adik iparnya Dipati Kertabumi, Bupati di Bojonglopang, anak Prabu Dimuntur keturunan Geusan Ulun dari Sumedang. Dalam perselisihan tersebut Adipati Panaekan terbunuh tahun 1625. Ia kemudian diganti puteranya Mas Dipati Imbanagara yang berkedudukan di Garatengah (Cineam sekarang).
Pada masa Dipati Imbanagara, ibukota Kabupaten Galuh dipindahkan dari Garatengah (Cineam) ke Calingcing. Tetapi tidak lama kemudian dipindahkan ke Bendanagara (Panyingkiran). Pada Tahun 1693, Bupati Sutadinata diangkat VOC sebagai Bupati Galuh menggantikan Angganaya. Pada tahun 1706, ia digantikan pula oleh Kusumadinata I (1706-1727).
Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada masa pemerintahan R.A.A. Kusumadiningrat menjadi Bupati Galuh, pemerintah kolonial sedang giat-giatnya melaksanakan tanam paksa. Rakyat yang ada di Wilayah Galuh, disamping dipaksa menanam kopi juga menanam nila. Untuk meringankan beban yang harus ditanggung rakyat, R.A.A. Kusumadiningrat yang dikenal sebagai "Kangjeng Perbu" oleh rakyatnya, membangun saluran air dan dam-dam untuk mengairi daerah pesawahan. Sejak Tahun 1853, Kangjeng Perbu tinggal di kediaman yang dinamai Keraton Selagangga.
Antara tahun 1859-1877, dilakukan pembangunan gedung di ibu kota kabupaten. Disamping itu perhatiannya terhadap pendidikan pun sangat besar pula. Kangjeng Perbu memerintah hingga tahun 1886, dan jabatannya diwariskan kepada puteranya yaitu Raden Adipati Aria Kusumasubrata.
Pada tahun 1915, Kabupaten Galuh dimasukkan ke Keresidenan Priangan, dan secara resmi namanya diganti menjadi Kabupaten Ciamis. (www.jabar.go.id )

Read more »

Celebes Batal, Persib Tetap Jadwalkan Uji Coba


Bandung - Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar menyebutkan, turnamen pramusim Celebes Cup yang rencananya digelar 3-4 November masih abu-abu. Itu terlihat dari bentuk persiapan yang ditunjukan panitia pelaksana, yang hingga kini belum rampung 100%.
"Celebes Cup, sampai hari ini kepastiannya belum jelas. Saya sudah tegaskan, salah satunya lapangan, seharusnya sudah harus beres," kata Umuh di Stadion Siliwangi Kota Bandung, Rabu (31/10/2012) sebagaimana dilansir Inilahjabar (01/11/2012).
Dikatakan Umuh, saat diminta untuk ikut membantu untuk menghandle beberapa persoalan, dirinya merasa keberatan. Karena sangat beresiko, meskipun pihak panpel berjanji akan membereskannya nanti.
"Mereka janji akan membereskan. Kalau semuanya kita yang hendle kita nggak sanggup. Beresiko, meskipun mereka berjanji akan membereskannya," ucapnya.
Seandainya turnamen yang digagas pihak Makasar United itu tidak terlaksana dengan baik, manajer berusia 64 tahun ini tetap menginginkan anak asuhnya dapat melakukan minimal dua kali ujicoba dalam satu bulan.
"Kalau tidak jadi (Celebes Cup), kita cari lawan lagi. Tim harus persiapan sebelum kompetisi nanti dimulai. Kita atur minimal sebulan ada dua kali ujicoba," tegasnya.

Read more »

Jamur Berlafadz "Allah" Hebohkan Warga

Tasik - Warga Jalan Ampera, Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes dibuat geger dengan ditemukannya jamur berlafad Allah, Kamis (1/11) sore. "Aya jamur lafadz Allah," kalimat itu diucapkan warga Ampera sambil menunjuk kerumunan warga yang menyemut di sekeliling lokasi ditemukannya jamur. Kabar ditemukannya jamur yang di bagian atasnya ada guratan mirif lapadz Allah itu cepat menyebar. Dalam sekejap lokasi penemuan jamur di pingir jalan tidak jauh dari kantor Kelurahan Panglayungan itu penuh sesak. Hampir semua warga ingin mengabadikan jamur aneh itu melalui kamera hape. Bahkan warga yang lewat juga banyak yang berhenti untuk melihat dan mengabadikan gambarnya. "Abdi tos gaduh fotona dina hape, jamur aya lafadz Allahan," ujar seorang perempuan muda sambil mentransfer foto jamur ke rekannya yang pensaran. Mumu, warga setempat mengatakan jamur tersebut pertama kali ditemukan oleh Ucum, abang becak yang biasa mangkal di dekat tumbuhnya jamur sekitar pukul 15.00.
Sumber : Kabar Priangan, 02 Nov 2012.

Read more »

01 November 2012

Video Mesum Siswi SMA Beredar Luas

Tasik, warga Kecamatan Pancatengah dan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya sejak dua pekan ini dihebohkan dengan beredarnya video mesum yang diduga diperankan oleh warga setempat. Video berdurasi 5 menit 11 detik itu pun beredar cepat di masyarakat melalui hape ke hape dengan fasilitas bluetooth.
Kini, video ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Pasalnya, warga mengenal pemeran adegan mesum dalam video berjudul "Riki c'saat"itu. Warga menduga, pelaku perempuannya adalah warga Cikatomas yang masih duduk dibangku SMA. Sementara pelaku lelakinya warga Pancatengah yang merupakan kakak kelasnya dan kini sudah lulus SMA.
Video ini diambil dengan menggunakan kamera hape dan berformat 3gp. Adegan mesum itu diduga dilakukan di lantai kamar tanpa alas. Dalam video itu, tampaknya keduanya menyadari dan dengan sengaja merekamnya.
Meski terlihat sedikit malu, namun pelaku perempuan mengetahui saat pelaku lelaki menyimpan kamera hape untuk merekamnya. Tanpa basa basi, keduanya langsung beradegan layaknya suami istri. Namun, sang perempuan menutup wajahnya saat kamera itu diarahkan ke wajahnya. Nah, di akhir video itulah wajah sang perempuan terlihat jelas.
Menurut warga, adegan suami istri yang dilakukan dua oknum pelajar di Cikatomas itu dilakukan saat Ramadan lalu. Namun, video ini baru menyebar luas di masyarakat dalam beberapa pekan ini. Diperoleh informasi, setelah beredarnya video mesum ini, sang pemeran perempuan keluar dan pindah sekolah ke salah satu SMA di Kota Tasikmalaya.

RESAH
Beredarnya video mesum yang diduga dilakukan oknum pelajar, rupanya membuat resah para orang tua. Selain khawatir menimpa anaknya, para orang tua juga khawatir anaknya akan terpengaruh untuk menyaksikan video itu yang dengan mudah didapat.
Para orang tua cukup khawatir dengan hal itu, sehubungan orang-orang yang terlibat dalam adegan tak layak itu berada di lingkungannya, sehingga membuat penasaran. Meski saat ini pihak sekolah sudah mengantisipasi dengan menggelar razia hape milik siswa.
Jajang, salah seorang warga setempat mengaku prihatin atas perilaku remaja saat ini. Menurutnya, ini menjadi bukti pembinaan moral anak sangat rendah. Seharusnya, selain orang tua, semua unsur harus berperan dalam menjaga remaja, khususnya sekolah terhadap siswanya.
Dijelaskan dia, degradasi moral di kalangan pelajar memang cukup memprihatinkan sehingga perlu peran aktif semua elemen masyarakat, mulai dari orang tua, tokoh masyarakat, kepolisian dan dunia pendidikan agar bisa mencegah terhadap perilaku penyimpangan itu.
"Video itu ramai menyebar dalam minggu-minggu ini. Kami harap video mesum itu tidak semakin beredar luas di kalangan pelajar, apalagi semua siswa memiliki hape,” katanya.
Sumber : Kabar Priangan, 01 Nov 2012

Read more »

31 Oktober 2012

Bocah Kecil Miliki 25 Jari Tangan dan Kaki

BHOPAL – Bocah laki-laki berusia empat tahun di India lahir dengan 25 jari tangan. Namun orang tuanya tidak ingin melakukan operasi atas kelainan yang dideritanya. Arpan Saxena menderita dua kelainan genetik langka yang disebut Polydactyl dan Syndactyly, Bocah yang lahir di Bhopal ini memiliki jempol ganda. Polydactyl, merupakan gangguan genetic yang menimbulkan kelebihan jumlah pada jari, sedangkan Syndactyly, adalah bentuk jari tangan dan kaki menyatu.
Memiliki 13 jari tangan dan 12 jari kaki tidak membuat Arpan minder. Hal itu bahkan membuat anak ini menjadi selebriti baru di Bhopal, dengan fotonya terpampang di tembok kota.
“Saya suka kalau orang datang menemui saya dan mengambil foto saya. Tapi satu-satunya hal yang tidak saya suka adalah saya tidak bisa berjalan karena kakiku tidak pernah masuk dalam sepatu,” ujar Arpan seperti dikutip Daily Mail, Rabu (31/10/2012).
Ayahnya, Anil Saxena, seorang penarik becak, membenarkan balita itu awalnya lahir dengan 26 jari.
“Ketika dia lahir, kami terkejut melihat bahwa ia memiliki 26 jari tangan dan kaki. Saya tidak pernah mendengar ada orang yang lahir dengan jari begitu banyak. Namun, karena suatu kecelakaan membuat jari Arpan hilang satu,” ujar pria berusia 35 tahun ini. Ibu Arpan, Tanu, 30, mengatakan mereka tidak akan melakukan operasi, meski sudah banyak orang telah menawarkan bantuan.
“Setiap orang tua bermimpi dikenal karena anak-anak mereka. Arpan terkenal di seluruh Bhopal dan kita suka hal itu. Saya khawatir kalau operasi dapat mempengaruhi dia diusianya yang masih muda ini,” ujar Tanu.
Arpan tidak bisa mengalahkan rekor dunia untuk jumlah jari tangan dan kaki terbanyak. Hal itu dikarenakan rekor dunia saat ini dipegang oleh sesama dari India, Akshat Saxena, seorang anak dua tahun yang lahir dengan 34 jari tangan dan kaki.
Sumber : Okezone, 31 Oktober 2012.

Read more »

Ciamis Selatan Jalur Sutra Imigran

Ciamis, Imgrin gelap asal negara Timur Tengah kembali menyambangi pantai selatan Ciamis, kali ini sebanyak 12 Imigran gelap yang hendak pergi ke Astralia tertangkap oleh polisi, di pelabuhan Ma­jing­klak. Awalnya, mereka dicurigai nelayan dan melaporkan ke Mapolsek Kali­pucang.
Keduabelas imigran ter­sebut datang menuju pelabuhan turun dari mobil oyota Avanza dengan No­pol AB 1484 N.
Belakangan Imgran ter­sebut berasal dari Iran dan Irak, imgran gelap yang tertangkap di antaranya, Safid Fariba Ahmad (34), Zainab Solitaani (30), Mahdi Parsamar (33), Abul Fazl Parsamar (4), Muhamad Hossein Saranin (9). Sedangkan tujuh imigran asal Irak yaitu Hasan Idan Abdul Hasan (28), Qusay Abed Munshid (25), Salah Abbas Abdallah (27), Atair Saleh Tuwayeh Addar Al-Janabi (23), Karimah Kadhum Mahdi (51), Rido Rozzak Saleh (21), Mo­hammed Abdul Jalel (31).
"Saya curiga pertama di dari fisik mereka seperti orang timur tengah karena mereka berbedadengan orang pribumi, bukan hanya itu penumpang yang ada di dalam mobil terlihat bingung," Kata Barno Nelayan asal Majingklak.
Kepala Bagian Opera­sional (Bagops) Polres Ci­amis Kompol Sutisna mengatakan menerima penyerahan 12 imigran gelap dari Mapolsek Kalipucang. Me­re­ka ditangkap sekitar pukul 06.00 WIB, bertempat di Pelabuhan Ma­jingklak, Kecamatan Ka­lipucang, Kabupaten Cia­mis. Selain itu satu mobil Avanza diamankan di Mapolres Ciamis untuk ke­perluan penyelidikan.
“Sekitar pukul 10.00 WIB sebanyak 12 imigran itu diserahkan kepada kami untuk dilakukan pemeriksaan termasuk melakukan pendataan,” katanya.
Dengan begitu pihak polres Cimais langung mengkordinasikan ke pada pihak imgrasi Tasikmalaya, sehingga seluruh imgran gelap tersebut langsung di serahkan ke pihak imgrasi, hal tersebut diu lakukan untuk lebih memudahkan pengawasan WNA. Polres Ciamis akan melimpahkan kasus itu ke Mapoda Jabar.
Sumber : Kabar Priangan, 29 Oct 2012.

Read more »

30 Oktober 2012

Sejarah Tasikmalaya

Sebelum ibukota Kabupaten Sukapura berkedudukan di Tasikmalaya, kota ini merupakan sebuah afdeeling yang diperintah oleh seorang Patih Lurah (Zelfstandige Patih). Waktu itu namanya Tawang atau Galunggung. Sering juga penyebutannya disatukan menjadi Tawang-Galunggung. Tawang sama dengan "sawah" artinya tempat yang luas terbuka, dalam Bahasa Sunda berarti "palalangon".
Ada pendapat lain yang menerangkan arti Tasikmalaya, yaitu berasal darikata "tasik" dan "laya", artinya "keusik ngalayah", maksudnya banyak pasir di mana-mana, mengingatkan kejadian meletusnya Gunung Galunggung Oktober 1822, yang menyemburkan pasir panas ke arah Kota Tasikmalaya. Keterangan kedua menyebutkan bahwa Tasikmalaya berasal dari kata "Tasik" dan "Malaya". Tasik dalam bahasa Sunda berarti danau, laut dan Malaya artinya nama deretan pegunungan di Pantai Malabar India.
Menurut Buku Pangeling-ngeling 300 Tahun Ngadegna Kabupaten Sukapura dan keterangan R.Yudawikarta, bahwa Sareupeun Cibuniagung berputera Entol Wiraha yang menikah dengan Nyai Punyai Agung, seorang pewaris dari Negara Sukakerta, dan Entol Wiraha diangkat menjadi Umbul di Sukakerta. Waktu Wirawangsa, putra Entol Wiraha menjadi umbul Sukakerta, Bupati Wedana di Priangan dipegang oleh Dipati Ukur Wangsanata.
Pada tahun 1628/1629 Dipati Ukur mendapat perintah dari Sultan Agung untuk menyerang Batavia bersama-sama tentara Mataram dibawah pimpinan Tumenggung Bahurekso. Dipati Ukur membawa sembilan umbul (Pemimpin Daerah), diantaranya umbul dari Sukakerta, Wirawangsa. Penyerangan yang berakhir dengan kegagalan itu menyebabkan Dipati Ukur dikejar-kejar tentara Mataram. Menurut salah satu versi dari penangkapan Dipati Ukur, yaitu pendapat K.F. Holle; bahwa ada tiga umbul yang ikut dalam penangkapan, yaitu Umbul Sukakerta Ki Wirawangsa, Umbul Cihaurbeuti Ki Astamanggala dan Umbul Sindangkasih Ki Somahita.
Atas jasa-jasanya, ketiganya diangkat menjadi mantri agung di tempatnya masing-masing. Ki Wirawangsa diangkat menjadi Mantri Agung Sukapura dengan gelar Tumenggung Wiradadaha pada tahun 1674. R.Tg. Wiradadaha I yang berjasa dalam mendirikan Kabupaten Sukapura wafat dan dimakamkan di Pasir Baganjing. R.Tg. Wiradadaha I berputra 28 orang dan digantikan oleh putranya yang ketiga, R. Djajamanggala dengan gelar Tumenggung Wiradadaha II, serta dikenal pula sebagai Dalem Tambela yang meninggal pada tahun 1674. Sebagai penggantinya untuk menjadi bupati adalah adiknya, R. Anggadipa, putra keempat R.Tg. Wiradadaha I, karena putra Dalem Tambela yang berjumlah 8 orang belum cukup umur untuk menggantikannya.
Nama R. Anggadipa I setelah menjadi bupati diganti menjadi R.Tg. Wiradadaha III yang memerintah dari tahun 1674 hingga 1723. Pada masa itu kemajuan agama dipentingkan sekali, karena adanya anjuran dari Sjeh Abdul Muhyi di Pamijahan yang menjadi perintis Agama Islam di Kabupaten Sukapura. Dalam memegang pemerintahan, R.Tg. Wiradadaha III dibantu empat orang puteranya yang masing-masing mempunyai pembagian kerja. Adanya pembagian kerja ini membuat R.Tg. Wiradadaha III terkenal sebagai Bupati Sukapura terkaya. Selain itu memiliki putra terbanyak 62 orang, sehingga lebih dikenal dengan nama Dalem Sawidak.
Pada tahun 1900 Bupati Sukapura XII, R.T. Wirahadiningrat yang memerintah dari tahun 1875 hingga 1901 mendapat Bintang Oranye Nasau, dari pemerintah Hindia Belanda yang menjadikan namanya dikenal sebagai Dalem Bintang. Pada tahun itu pula ibukota Sukapura dipindahkan dari Manonjaya ke Tasikmalaya. Adapun yang melaksanakan perpindahan ibukota adalah penggantinya, yaitu R.Tg. Wiriaadiningrat, Bupati Sukapura XIII. Ada beberapa alasan dipindahkannya ibukota Kabupaten Sukapura ke Tasikmalaya, di antaranya karena daerah Tasikmalaya yang lebih dekat ke Galunggung termasuk daerah yang subur sehingga baik untuk penanaman nila, disamping itu daerah kota Tasikmalaya lebih luas, datar dan indah dibandingkan Manonjaya.
Pada tahun 1942, penjajahan Belanda berakhir diganti dengan pemerintahan militer Jepang. Karena adanya peraturan pengumpulan beras dari pemerintahan Jepang, pernah muncul pemberontakan para santri di pasantren Sukamanah yang dipimpin seorang ulama besar, K.H.Z. Mustofa yang dibela Bupati R.T. Wiradiputra.

Read more »

Terkubur di Semen dan Masih Hidup!

NANPING – Seorang pekerja bangunan terkubur hidup-hidup di bawah berton-ton semen. Namun ajaibnya pekerja itu dapat diangkat hidup-hidup.
Kecelakaan itu terjadi pada saat pekerja bangunan itu naik ke mesin pengaduk semen setelah berhenti bekerja. Namun, ketika mesin itu tiba-tiba mulai bergerak, pria itu jatuh ke gundukan semen yang sudah diolah. Alhasil tubuhnya pun terkubur dalam semen.
Rekan-rekan pekerja yang berada di lokasi konstruksi di Nanping, selatan timur Provinsi Fujian, segera menolong pekerja tersebut. Mereka menggali tumpukan semen tersebut di bagian kepalanya sehingga bisa bernapas. Demikian diberitakan oleh Daily Mail, Selasa (30/10/2012).
Namun, setiap kali mereka mencoba untuk menariknya dari tumpukan semen yang sudah bercampu dengan pasir itu, pria tersebut terus turun sehingga badannya terkubur lagi.
Setelah beberapa lama mereka memanggil petugas pemadam kebakaran dan mereka mendirikan papan kayu disekitar pria itu agar pasir tidak kembali turun mengubur badan pekerja tersebut.
Setelah pasir bisa disingkirkan sampai pinggang pria itu, lalu tali diikatkan ke pinggang pria itu dan akhirnya dia berhasil di tarik keatas.
Pekerja bangunan itu di bawa kerumah sakit dan dokter yang menanganinya mengatakan bahwa pria itu baik-baik saja meski sudah menghirup beberapa pasir semen.
Sumber : Okezone, 30 Oktober 2012.

Read more »

29 Oktober 2012

Karuhun Cihaur dalam Sejarah Tasikmalaya

Sebelum ibukota Kabupaten Sukapura berkedudukan di Tasikmalaya, kota ini merupakan sebuah afdeeling yang diperintah oleh seorang Patih Lurah (Zelfstandige Patih). Waktu itu namanya Tawang atau Galunggung. Sering juga penyebutannya disatukan menjadi Tawang-Galunggung. Tawang sama dengan "sawah" artinya tempat yang luas terbuka, dalam Bahasa Sunda berarti "palalangon".
Ada pendapat lain yang menerangkan arti Tasikmalaya, yaitu berasal dari kata "tasik" dan "laya", artinya "keusik ngalayah", maksudnya banyak pasir di mana-mana, mengingatkan kejadian meletusnya Gunung Galunggung Oktober 1822, yang menyemburkan pasir panas ke arah Kota Tasikmalaya. Keterangan kedua menyebutkan bahwa Tasikmalaya berasal dari kata "Tasik" dan "Malaya". Tasik dalam bahasa Sunda berarti danau, laut dan Malaya artinya nama deretan pegunungan di Pantai Malabar India.
Menurut Buku Pangeling-ngeling 300 Tahun Ngadegna Kabupaten Sukapura dan keterangan R. Yudawikarta, bahwa Sareupeun Cibuniagung berputera Entol Wiraha yang menikah dengan Nyai Punyai Agung, seorang pewaris dari Negara Sukakerta, dan Entol Wiraha diangkat menjadi Umbul di Sukakerta. Waktu Wirawangsa, putra Entol Wiraha menjadi umbul Sukakerta, Bupati Wedana di Priangan dipegang oleh Dipati Ukur Wangsanata. (sareupeun Cibuniagung adalah salah satu saudara dari Sareupeun Cihaurbeuti yang melahirkan rundayan keturunan di Cihaurbeuti).
Pada tahun 1628/1629 Dipati Ukur mendapat perintah dari Sultan Agung untuk menyerang Batavia bersama-sama tentara Mataram dibawah pimpinan Tumenggung Bahurekso. Dipati Ukur membawa sembilan umbul (Pemimpin Daerah), diantaranya umbul dari Sukakerta, Wirawangsa. Penyerangan yang berakhir dengan kegagalan itu menyebabkan Dipati Ukur dikejar-kejar tentara Mataram. Menurut salah satu versi dari penangkapan Dipati Ukur, yaitu pendapat K.F. Holle; bahwa ada tiga umbul yang ikut dalam penangkapan, yaitu Umbul Sukakerta Ki Wirawangsa, Umbul Cihaurbeuti Ki Astamanggala, dan Umbul Sindangkasih Ki Somahita.
Atas jasa-jasanya, ketiganya diangkat menjadi mantri agung di tempatnya masing-masing. Ki Wirawangsa diangkat menjadi Mantri Agung Sukapura dengan gelar Tumenggung Wiradadaha pada tahun 1674. R.Tg. Ki Astamanggala (umbul Cihaurbeuti) diangkat menjadi mantri agung (bupati) Bandung dengan gelar Tumenggung Wiraangunangun, dan Tanubaya sebagai bupati Parakanmuncang. Ketiga orang itu dilantik secara bersamaan berdasarkan “Piagem Sultan Agung”, yang dikeluarkan pada hari Sabtu tanggal 9 Muharam Tahun Alip (penanggalan Jawa).
Sumber : Sejarah Tasikmalaya, Tulisan Ietje Marlina.

Read more »

ANTARA News