Translate

Tampilkan postingan dengan label Lembur Kuring. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lembur Kuring. Tampilkan semua postingan

09 Juni 2013

Gerak Jalan Sehat Cihaurbeuti, Puncak Hari Jadi Ciamis Ke-371


Ribuan warga kecamatan Cihaurbeuti, kabupaten Ciamis, merayakan puncak peringatan Hari Jadi Ciamis (HJC) ke-371, dengan mengikuti gerak jalan sehat yang digelar di depan kantor Kecamatan Cihaurbeuti, Kabuapten Ciamis, Minggu (9/6/2013).
Camat Cihaurbeuti, Rahmat Iskandar, SH., selaku penanggung jawab peringatan HJC ke-371 Kecamatan Cihaurbeuti, menyebutkan kegiatan gerak jalan santai merupakan puncak peringatan HJC, setelah sebelumnya dilaksanakan juga serangkaian kegiatan seperti Lomba Karaoke antar Perangkat Desa, Lomba Cerdas Cermat Kader, Lomba Gelar Produk.
“Kabupaten Ciamis sudah berusia 371 tahun, sengaja HJC diperingati dengan lomba dan gerak jalan sehat, agar masyarakat bisa sehat, serta tertanam motivasi untuk bersaing sehat, bekerja lebih giat, untuk prestasi Ciihaurbeuti dan Ciamis MANJING DINAMIS, masyarakat bisa lebih semangat membangun, menata lebih baik kesehatan, pendidikan, perekonomian,” kata Rahmat Iskandar saat ditemui Bedanews.com.
Peserta yang merupakan pelajar SD, SMP, SLTA, karyawan instansi, karyawan perusahaan-perusahaan dan masyarakat Cihaurbeuti itu, nampak penuh antusias mengikuti gerak jalan sehat, disamping berharap mendapatkan hadiah-hadiah dan door Prize berupa Televisi dan sepeda gunung, ujar Rahmat Iskandar.
Sambil menunggu pengundian hadiah dan door prize, peserta disuguhi hiburan live music organ tunggal, diselingi dengan penyerahan piala dan hadiah-hadiah kepada para pemenang lomba karaoke antar perangkat desa, lomba gelar produk, lomba cerdas cermat kader.
Asep Wawan (24 th) warga Desa Pasir Tamiang, mengaku dirinya bersama teman-temannya sengaja mengikuti gerak jalan sehat dalam rangka HJC ke-371, disamping berharap siapa tahu bisa mendapatkan door prize Televisi. “pan lumayan,” katanya seraya menambahkan bahwa dengan mengikuti kegiatan, menjadi tahu bahwa Ciamis sudah berusia 371 tahun.
Sumber : Bedanews, 9 Juni 2013.

Read more »

04 Juni 2013

Fasilitas Listrik Pustu Sukamaju Cihaurbeuti Masih Nyolok dari Rumah Warga


Cihaurbeuti, Kantor Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Rumah Dinas Bidan Desa di Dusun Desa RT 01/01 Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, belum memiliki fasilitas instalasi listrik. Pasalnya, saat ini terpaksa “mengeting”€(mengambil listrik/ nyolok) dari rumah warga.
Rita (36), pembantu Pustu Sukamaju, Senin (2/6), mengatakan, sejak dibangun, Rumah Dinas Bidan Desa dan Kantor Pustu, kebutuhan listrik terpaksa mengeting dari rumah warga yang berada tidak jauh dari lokasi. “Saya tidak habis pikir, sebab pada waktu dibangun, sekitar 6 tahun lalu, katanya pembangunan Rumah Dinas dan Pustu sudah lengkapi fasilitas. Namun, entah apa alasanya, hingga saat ini masih nyolok”, ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Pustu Sukamaju, Imas Nurhayati, Am.Keb., membenarkan hal itu. Menurut dia, biaya pembayaran ngeting lsitrik menjadi beban dan tanggungan pihak Pustu. “Sejak mulai bertugas, kami baru bisa memasang sarana air bersih (PDAM). Sedangkan listrik, kami masih terbentur masalah biaya”, katanya.
Rita dan Imas berharap, Pemkab. Ciamis sesegera mungkin mengalokasikan anggaran untuk pengadaan fasilitas instalasi listrik, agar Pustu Sukamaju tidak selamanya nyolok listrik ke rumah warga.
Sumber : Harapan Rakyat, 4 Juni 2013.

Read more »

13 Mei 2013

Lomba Karaoke Antar Perangkat Desa, Meriahkan Hari Jadi Ciamis Ke-371


Cihaurbeuti, Sebanyak 22 orang perangkat desa perwakilan dari 11 desa di Kecamatan Cihaurbeti kabupaten Ciamis, unjuk kebolehan bernyanyi pada lomba karaoke antar perangkat desa dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Ciamis (HJKC) ke-371 dan Hari Keluarga ke-20, Senin (13/5) dihalaman Kantor Koramil Cihaurbeuti Ciamis.
Tidak ketinggalan ikut meramaikan, Ketua Tim Penggerak PKK Kec Cihaurbeuti dan Sekcam duet bareng melantunkan tembang “merajut cinta”, serta diisi juga dengan lomba cerdas cermat kader dan lomba Gelar Produk dari perwakilan desa berupa panganan teradisional dengan olahan dari bahan yang ada di wilayah Cihaurbeuti dengan harga murah.
Ketua Tim Penggerak PKK kecamatan Cihaurbeuti, Teti mengatakan, lomba gelar peroduk membuktikan para ibu bisa mengolah bahan yang ada di daerah, bukan hanya jadi konsumsi keluarga saja tetapi bisa di jadikan tambahan income keluarga.
Lebih lanjut Teti mengharapkan, masyarakat bisa menikmati perayaan bukan di kota kabupaten saja namun sampai ke masyarakat di daerah, agar kaum perempuan bisa menambah wawasan, tampil kedepan berperan bersama kaum pria dalam pembangunan tidak hanya di keluarga saja.
Sementara itu ketua panitia Asep Khalid Fajari yang juga Sekcam Cihaurbeuti, menyebutkan perayaan ini untuk masyarakat Cihaurbeuti, dan diharapkan bisa meriah dan dinikmati masyarakat Cihaurbeuti serta semakin timbul rasa memiliki Ciamis. “Nanti juga akan diadakan gerak jalan santai, bekerja sama dengan UPTD Pendidikan sebagai ketua PHBN,“ kata Khalib.
Untuk pelaksanaan gerak jalan santai, lanjut Asep Khalid, akan diadakan 5 Juni 2013 mendatang, dan gratis serta akan ada Door Prize. Pada tanggal itu juga, akan diserahkan hadiah kepada para juara lomba karaoke antar perangkat desa, lomba gelar peroduk, lomba cerdas cermat kader. “Semoga hari jadi kabupaten Ciamis ke-731, bisa meriah dan dinikmati masyarakat,” ujar Asep Khalid Fajari, berharap.
Sumber : Bedanews, 13 Mei 2013.

Read more »

08 Mei 2013

Dana Bantuan Rp 15 Juta Untuk Desa Cijulang Raib


Cihaurbeuti, Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis pada tahun 2012 mendapatkan bantuan dari pemkab bersumber dari APBD yang diperutukan pembangunan WC Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti.
Dari hasil temuan Jaya Pos, ada beberapa warga Cijulang mempertanyakan bantuan sebesar Rp 15 juta untuk pembangunan WC tersebut. Masyarakat juga sangat menunggu penjelasan dari pemerintahan Desa Cijulang karena dananya sampai saat ini tidak jelas arahnya kemana.
Lebih lanjut disebutkan, bantuan dana tersebut sudah memakan waktu cukup lama sementara untuk keberadaan WC di kantor desa sangat dibutuhkan terutama bagi tamu dan pesuruh di kantor desa tersebut. Lamanya realisasi dana, tentu menjadi kendala bagi kelancaran aktifitas di kantor Desa Cijulang. Bahkan santer isu menyebutkan bahwa bangunan WC menunggu dana bantuan dari provinsi tahun anggaran 2013.
Bahkan, masyarakat juga merasa heran manakala tim ferivikasi dari Bawasda Kabupaten Ciamis datang ke sana, namun tidak mempermasalahkan dan APBD tahun 2012 untuk pembangunan WC tersebut.
Sumber : Jayapos, 8 Mei 2013.

Read more »

29 April 2013

Mobil Patroli Polisi Tabrak Warga, 2 Tewas


Cihaurbeuti, kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Cihaurbeuti-Panumbangan tepatnya di Dusun Pamijahan, Desa Medanglayang, Kecamatan, Panumbangan Kabupaten Ciamis, semalam.
Kecelakaan yang melibatkan Mobil Patroli Strada Polsek Panjalu dengan sepeda motor Jenis Mocin Merk Turbo itu, mengakibatkan dua warga Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis meninggal dunia. Keduanya tewas saat dibawa untuk menjalani perawatan ke RSUD Tasikmalaya. Dari informasi yanh dihimpun, peristiwa kecelakaan terjadi saat mobil patroli Strada Polsek Panjalu yang dikemudikan Aiptu Irawan Purnama, Kanit Intel Polsek Panjalu melaju dari arah Cihaurbeuti (Selatan) menuju Panumbangan-Panjalu (Utara). Sesampai di lokasi, berpapasan dengan sepeda motor Jenis Mocin Merk Turbo yg dikendarai oleh Kisti, berboncengan dengan Hendi.
Kendaraan Mobil Patroli Strada Polsek Panjalu diketahui melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga tabrakan kendaraan tidak bisa dihindari lagi. "Peristiwa tabrakan berlangsung sangat cepat, posisi kendaraan sudah berhadapan. Kedua korban yang diketahui sepulang bermain bola, sempat terpental dan mengalami luka cukup serius," terang Adit (37) saksi mata, Senin (29/4/2013).
Menurut Adit, selain kendaraan patroli meluncur dengan kecepatan tinggi, kondisi jalan Cihaurbeuti-Panumbangan memang sempit.
Anggota Satlantas Polres Ciamis membenarkan telah terjadi kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan kendaraan Patroli Polsek Panjalu. "Kesimpulan sementara kecelakaan terjadi akibat kurang hati-hatian dari para pengendara yang kurang memperhatikan faktor keamanan," ujar Anggota Satlantas yang menolak namanya di publikasikan.
Menurut dia, beberapa saat setelah kejadian kedua korban sempat dibawa menuju RSUD Tasikmalaya namun setiba di RSUD korban sudah meninggal dunia.
Sumber : Sindonews, 29 April 2013

Read more »

25 April 2013

Warga Cijulang Cihaurbeuti "Ontrog" DPRD Ciamis


Cihaurbeuti, Ratusan warga Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis mendatangi gedung DPRD Kabupaten Ciamis Rabu (24/4) sekitar pukul 14.00. Mereka menuntut keadilan terkait penetapan H Oko (pensiunan Polri) dan Agus Kusnadi (pemilik bengkel) sebagai tersangka kasus perbuatan tidak menyenangkan oleh Polres Ciamis.
Informasi yang dihimpun Radar, Oko dan Agus menjadi tersangka kasus perbuatan tidak menyenangkan yang dilaporkan Hj Mar’ah (49) warga Dusun Desa RT 01/01 Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti. Mar’ah melaporkan ke Polres Ciamis tanggal 6 Januari 2013 dan mengantongi laporan polisi: LP/17/B/I/2013 Polres Ciamis.
Oko dan Agus dianggap melakukan perbuatan tidak menyenangkan karena memasang dua buah patok di depan pintu gerbang kandang ayam milik Hj Mar’ah di Dusun Cikole Wetan Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti. Pematokan itu terjadi Kamis 27 Desember 2012 sekitar pukul 19.00.
Pantauan Radar, warga datang ke dewan didampingi tokoh masyarakat, Camat Cihaurbeuti Rahmat Iskandar dan Kepala Desa Cijulang Jejen Taufik. Mereka audiensi bersama Ketua Komisi I Oih Burhanudin. Audiensi juga dihadiri perwakilan Satpol PP, Polres Ciamis, BPPT dan BPLH.
Sebelum audiensi, Kepala Desa Cijulang Jejen Taupik mengatakan terkait keberadaan kandang ayam, masyarakat bergejolak sudah lama. Bahkan, tokoh masyarakat, aparat kepolisian, koramil dan pengusaha ayam pernah mengadakan pertemuan di Polres Ciamis.
Tanggal 6 Agustus 2012, pihak desa, tokoh masyarakat dan pengusaha ayam juga sudah membuat surat perjanjian. Intinya, masyarakat memberi kesempatan kepada pengusaha ayam untuk menghabiskan dulu ayam yang ada. Maksudnya, hanya dua kali panen ayam, sampai batas waktu 10 November 2012.
Alih-alih sekitar tiga minggu ke belakang, Jejen mengaku memperolah laporan bahwa dua wargamendapat surat panggilan dari Polres Ciamis yang menyatakan tersangka kepada purnawirawan Polri H Oko (70) dan pemilik bengkel Agus Kusnadi.
Oko dan Agus menjadi tersangka perbuatan tidak menyenangkan terkait pematokan jalan masuk ke kandang ayam milik pasangan suami istri H Karim dan Hj Mar’ah. Padahal pematokan itu dilakukan untuk melindungi aset (kandang ayam) takut ada hal-hal yang tidak diinginkan. Karena, warga mendapat kabar bahwa pengusaha akan mengisi lagi kandang ayamnya. Saat dicek oleh masyarakat, di dalam area kandang memang sudah ada pakan ayam.
“Saya kira H Oko dan Agus Kusnadi itu baik, justru mau melindungi. Toh, saya tahu pematokannya juga masuk di area tanah desa tapi ini malah dilaporkan ke polisi dan jadi tersangka,” tegas dia.
Jejen menyatakan kandang ayam ini sudah jelas-jelas tidak ada izin, baik dari lingkungan maupun pihak desa. “Kami tegaskan tidak ada izinnya sama sekali,” tandas Jejen.
Camat Cihaurbeuti Rahmat Iskandar membenarkan kasus ini sudah lama. Kasus ini berulang kali diselesaikan di tingkat desa hingga polres. Kini bergejolak lagi setelah ada dua warga yang dilaporkan dan jadi tersangka di Polres Ciamis. Akhirnya, warga mendatangi DPRD Kabupaten Ciamis guna mencari solusi dan meminta keadilan. “Kami tegaskan tidak ada izinnya,” sambung dia.
Saat audiensi, Ketua BPD Desa Cijulang H Hasan menyatakan heran ada tokoh masyarakat yang tadinya mau melindungi aset kandang ayam malah dilaporkan dan menjadi tersangka. “Kami menuntut keadilan karena dua orang tersebut justru mencegah jangan sampai anarkis,” tegas dia.
Tokoh masyarakat setempat, Endang ST menyatakan bila kasus ini tidak selesai dan tuntutan tidak didengar Komisi I DPRD Ciamis, masyarakat akan mencari keadilan ke DPR RI.
Pejabat dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Ciamis Drs Wawan Suryawan mengaku sudah menyurvei kandang ayam itu. Memang kandang ayam tersebut lokasinya sangat dekat dengan pemukiman warga. Wawan mengaku sudah menyarankan kepada pengusaha ayam untuk merelokasi kandang ayam ke tempat yang jauh dari pemukiman penduduk.
Perlu disampaikan, kata dia, dalam pasal 66 Undang–Undang No 3 tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan, setiap orang yang memperujangkan lingkungan hidup untuk sehat tidak dapat dituntut secara pidana.
Kabid Perizinan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Tonton Guntari menegaskan kandang ayam di Desa Cijulang Kabupaten Ciamis tidak ada izinnya.
Kepala Dinas Peternakan H Wasdi mengatakan bila ada kandang ayam diisi lebih dari 15.000 ekor, wajib ada izin usahanya. “Kami belum pernah mengeluarkan izin atau memberikan izin mengenai kandang ayam yang di Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti,” tegas dia.
Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Ciamis Oih Burhanudin menyatakan telah mendengar penjelasan dari instansi terkait. Kesimpulannya, Komisi I akan secepatnya meninjau kandang ayam di Desa Cijulang. Komisi I juga meminta Satpol PP untuk menutup kandang ayam tersebut karena tidak ada izinnya. “Kami pun secepatnya akan memanggil pemilik kandang ayam H Karim,” tegas dia. (isr)
Sumber : Radar Tasikmalaya, 25 April 2013.

Read more »

21 April 2013

Banjir Belum Surut, Aktifitas Warga Cihaurbeuti Terhenti


Cihaurbeuti, Banjir bandang di Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti hingga Minggu (21/4) belum surut, akibatnya aktifitas warga terhenti. “Air masih menggenang sampai saat ini,” kata Camat Cihaurbeuti, Rahamat, Minggu (21/4).
Pihaknya pun masih mendata kerugian, sebab proses membersihkan wilayah baru akan dilakukan setelah kondisi air benar – benar surut.
Untuk diketahui, sebanyak lima rumah dan sekitar 60 hektar sawah di Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis diterjang banjir bandang, akibat jebolnya tanggul Sungai Cibaruyan, Jumat (19/4) sore. Meski sempat menimbulkan kepanikan, banjir yang menggenangi jalur utama Cihaurbeuti-Ciamis ini tidak menelan korban jiwa.
Sumber : Fokusjabar, 21 April 2013

Read more »

20 April 2013

Banjir Bandang Terjang Cihaurbeti Ciamis, Warga Menolak Dievakuasi


Cihaurbeuti, hujan deras yang mengguyur Ciamis sejak sore pukul 16.00 WIB, berubah menjadi bencana. Banjir bandang, menerjang Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbuti sekitar pukul 17.35 WIB, Jumat (19/4).
Akibatnya, lima rumah, puluhan hektar sawah, kebun cabai milik warga terendam. Selain itu banjir yang diduga dari luapan sungai Cibayuran, Gunung Sawal itu pun telah menyeret jembatan gantung di Dusun Cikujang Girang.
Kendati keadaan sangat membahayakan, namun warga yang rumahnya terendam, enggan dievakuasi. “Kejadiannya pas maghrib, tapi warga menolak dievakuasi ke lokasi aman. Bahkan mereka baru nurut dan mau dievakuasi jam 21.30 WIB,” jelas Dandim 0613 Ciamis, Letkol. Inf. Wawan Erawan, di lokasi kejadian, malam.
Sumber : Fokusjabar, 20 April 2013.

Read more »

Lima Rumah dan Puluhan Hektar Sawah di Cihaurbeuti Terendam Banjir


Cihaurbeuti, sebanyak 5 rumah dan sekitar 60 hektar sawah di Dusun Desa Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis diterjang banjir bandang, Jumat (19/4). Peristiwa terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Cibaruyan saat diguyur hujan deras sejak sore hari.
Berdasarkan data sementara yang berhasil dihimpun Tagana Ciamis, banjir juga merendam dua kandang yang berisi 1.000 ekor ayam pedaging dan 600 ekor ayam petelur, dan sejumlah kolam ikan warga.
Ade, Tagana Ciamis menuturkan peristiwa banjir bandang tersebut terjadi sekitar pukul. 17.35 WIB. Volume air yang deras akibat guyuran hujan membuat tanggul tak lagi kuat menahan tekanan sehingga akhirnya jebol.
Meski sempat menimbulkan kepanikan serta air juga menggenangi jalur utama Cihaurbeuti-Ciamis, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Seluruh korban berhasil dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Sumber : Pikiran Rakyat, 20/04/2013

Read more »

21 Maret 2013

Lomba Minat Baca di Kecamatan Cihaurbeuti Ciamis


UPTD Pendidikan Cihaurbeuti menyelenggarakan kegiatan “Lomba Minat Baca” yang diikuti oleh 31 sekolah dasar dan pelaksanaannya berlangsung di kampus SDN 4 Cihaurbeuti di Desa Cihaur pada hari Kamis pecan kemarin. Pada hari pertama pelaksanaan dihadiri oleh Kepala UPTD Pendidikan Cihaurbeuti Raden Uun Harun S.Pd., MPd., dan Pengawas TK/SD Drs. Amir MPd.
”Kegiatan lomba minat baca ini setiap tahun diselenggarakan dan menjadi agenda tahunan. Adapun maksud dan tujuannya, agar para peserta didik tingkat sekolah dasar di lingkungan UPTD Pendidikan Cihaurbeuti ini gemar membaca, terutama agar mereka gemar membaca berbagai buku di perpustakaan, sehingga diharapkan dapat memberikamn ilmu pengetahuan dan wawasan,”jelas Ketua Panitia H. Asikin S.Pd. didampingi bendahara Hj. Neneng S.Pd .dan Sekretaris Yayat Ruhiat S.Pd.
Asikin, S.Pd. menjelaskan, bahwa hasil juara lomba minat baca, dimana peserta terbaik pertama di lingkungan UPTD Pendidikan Cihaurbeuti ini akan ditetapkan sebagai utusan peserta dari UPTD Pendidikan Cihaurbeuti untuk mengikuti perlombaan yang sama di tingkat KabupatenCiamis.
Adapun hasil penilaian dewan juri yang ditetapkan sebagai peserta terbaik lomba minat baca tingkat UPTD Pendidikan Cihaurbeuti ini, lanjut H. Asikin, S.Pd., yakni Juara 1 diraih oleh Salsabila dari SDN 1 Pasir Tamiang, Juara 2 diraih oleh Rifa Adha Fauziah dari SDN 2 Padamulya dan Juara 3 diraih oleh Alia dari SDN 2 Cihaurbeutii.
Sumber : Tabloidlintaspenda, 21 Maret 2013.

Read more »

05 Maret 2013

Pengaruh Perencanaan Stratejik oleh Kepala Desa Terhadap Efektivitas Pembangunan Fisik di Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis


Penelitian Mira Anisa Turyanto
Judul penelitian ini adalah Pengaruh Perencanaan Stratejik Oleh Kepala Desa Terhadap Efektivitas Pembangunan Di Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Masalah yang dihadapi adalah 1. Bagaimana pelaksanaan perencanaan strategies oleh Kepala Desa di Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti Kebupaten Ciamis ?, 2. Bagaimana efektivitas pembangunan di Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis ?, 3. Bagiamana pengaruh perencanaan stratejik oleh Kepala Desa terhadap efektivitas pembangunan di Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis ? Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriftif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu kejadian atau pristiwa berdasarkan data dan fakta yang ada saat kejadian-kejadian berlangsung. Kemudian data yang diperoleh dikumpulkan dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan. Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian deskriftip, sedangkan instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan angket. Dengan 156 responden sebagai sampel. Pengambilan sampel secara sensus yaitu semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Hasil analisis dan pembahasan pada variabel bebas (X) yaitu Perencanaan Strategies oleh Kepala Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti dengan menggunakan 9 indikator yang diberikan terhadap responden diperoleh skor 4400 dengan rata-rata sebesar 488,89 yang dipresentasekan sebesar 62,68 % termasuk kategori cukup yang berada pada interval 406,61 ≤ X ≤ 530,40. Dan variabel terikat (Y) termasuk katagori cukup sebanyak 11 indikator mempunyai skor sebesar 5730 dengan nilai rata-rata 520,91, dan apabila diprosentasekan sebesar 66,78% dan termasuk katagori cukup yang berada pada interval 406,61 ≤ X ≤ 530,40. Berdasar hasil perhitungan analisis terdapat Pengaruh Antara Perencanaan Stratejik oleh Kepala Desa dengan Efektivitas Pembangunan fisik di Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti sebesar 21,10%, dan sisanya 78,90% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat peneliti. Untuk mencari ttabel dengan tinggi keyakinan 95% dengan α = 0,05 dan n 156 maka diperoleh ttabel sebesar 1,654680 karena thitung sebesar 10,04108 > ttabel sebesar 1,654680 Maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak dengan kata lain hipotesis yang diajukan yaitu “Terdapat Pengaruh Antara Perencanaan stratejik oleh Kepala Desa dengan Efektivitas Pembangunan Fisik di Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis” diterima. Saran yang dapat peneliti berikan adalah :1. Kepala Desa harus sering terjun kelapagan dengan baik dalam keadaan apapun, pendekatan, serta penerimaan aduan di terima dengan baik serta dengan lapang terbuka. 2. Kepala Desa harus lebih bijak terhadap pelaksanaan-pelaksanaan yang dilakukan baik secara internal maupun eksternal dalam melakukan suatu tindakan atau keputusan yang sesuai dengan permasalahan, memberi saran serta pikiran yang baik sehingga dapat tercapai suatu tujuan yang baik. 3. Kepala desa harus mampu lebih baik dalam merencanakan suatu proses program yang dilakukan harus lebih teliti dengan baik, penuh dengan analisis yang matang, mementingkan kepentingan umum, serta ikut berpartisipasi dengan baik di lapangan
Sumber : Skripsi Unigal, 5 Maret 2013.

Read more »

24 Desember 2012

Cagar Budaya Sukahurip, Cihaurbeuti


Sekitar 1883, seorang paninggaran (pemburu) yang bernama Aki Buyut Mahad, asal Ciamis, berangkat beserta rombongan ke Gunung Bongkok untuk berburu “mencek” (rusa, kijang) dengan bersenjatakan tombak, golok, dan kujang (senjata tradisional Sunda).
Diceritakan setelah lama berada di hutan, tidak tampak ada binatang yang akan diburunya. Hari semakin sore, binatang buruan belum juga didapatkan, maka mereka memutuskan untuk pulang.
Di tengah perjalanan, Aki Buyut Mahad dan rombongan yang tengah beristirahat di bawah pohon rindang, dikejutkan oleh gerakan di semak belukar. Mengira ada hewan buruan, secara rikat Aki Buyut melemparkan tombaknya kearah semak tersebut.
Namun ternyata, tiba-tiba muncul seorang lelaki tinggi besar, kekar, dan berkulit hitam. Orang tersebut nyaris menjadi sasaran tombak, “nyalahan” dalam istilah Sunda. Dikira kijang, ternyata seorang laki-laki yang kemudian diketahui bernama Bang Item.
Bang Item adalah buronan Belanda dari Batavia. Ketika Indonesia masih dijajah Belanda, pada tahun 1880 Bang Item melakukan pemberontakan di Batavia (Jakarta sekarang). Merasa terdesak oleh Belanda, Bang Item dan pengikutnya melarikan diri dari Batavia menuju hutan. Dengan berjalan kaki, terdamparlah di suatu tempat yang sekarang dinamakan Palasari.
Konon dinamakan Bang Item karena orangnya tinggi besar dan berkulit hitam. Singkat cerita setelah mereka berkenalan, Bang Item merasa aman dari kejaran Belanda. Mereka pun sepakat untuk menetap dan membuka hutan di sana yang kini dikenal dengan Palasari. Maka ditunjuklah Bang Item sebagai kuwu, dan Aki Buyut Mahad sebagai wakilnya, atau disebut  “Ngabihi” pada waktu itu.
Sejak itu berdirilah sebuah desa yang diberi nama Panyalahan, diambil dari istilah Sunda “nyalahan” yang artinya kekeliruan, sebagaimana latar belakang pertemuan Bang Item dengan Aki Buyut Mahad sebelumnya.
Desa Panyalahan kemudian berkembang dan meliputi lima kampung, yaitu Palasari, Cidangiang, Babakan Cau, Langkob, dan Panyalahan. Desa ini berbatasan dengan Desa Sigung, yang terdiri dari dua kampung yaitu Sigung dan Cikujang Beet.
Untuk lebih mengeratkan persaudaraan, para tokoh dari kedua desa tersebut sepakat  meggabungkan dua desa. Terjadi penggabungan tesebut dengan menunjuk H. Abdul Majid, Kuwu Sigung, menjadi Kepala Desa pertama pada tahun 1939.
Kepala Desa yang memimpin Desa Sukahurip setelah adanya penggabungan dua desa menjadi satu desa, adalah sebagai berikut : H. Abdul Majid (1939-1945), Moch. Sobari (1945-1949), Kartasasmita (1949-1967), Djumaedi Wisastra Wijaya (1967-1981), Kaswa Usup (1981-1989), Udin Samsudin (989-1998), Mastur Chaerudin (1999-2007), dan Aan Syarif Efendi (2007-sekarang).
Demikian riwayat singkat Sukahurip sebagai bagian dari budaya masyarakat Cihaurbeuti. Tradisi Ngaruat Lembur, Tradisi Ziarah, Tradisi Hajat Tujuh Bulan, Tradisi Hajat Empat Bulan, Tradisi Numbal Bumi, dan lain-lain tetap berjalan dalam dinamika dan kearifannya. Makam Aki Buyut Mahad, menjadi cagar budaya yang dilestarikan di Sukahurip. Selain itu, terdapat satu tempat lain yang oleh sebagian masyarakat dianggap keramat, yaitu “Cihaniwung”. Namun sayang, keberadaannya sekarang kurang terawat setelah “kuncen” yang mengurusnya meninggal dunia.

Read more »

05 November 2012

Sumberjaya, Cihaurbeuti

Sumberjaya berasal dari dua kata, “Sumber” dan “Jaya”. Sumber identik dengan sumber kehidupan yaitu air. Air sebagai sumber kehidupan, tiada makhluk yang dapat bertahan hidup tanpa terpenuhi kebutuhannya akan air. Konon, dari sekian banyak sumber mata air (Cinyusu) yang ada di Sumberjaya, selalu mengering ketika musim kemarau tiba, kecuali satu yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Cinyusu tersebut berada di sebuah lembah yang diatasnya berdiri sebongkah bukit yang diyakini oleh masyarakat merupakan situs tua peninggalan leluhur (Karuhun) bernama Mbah Garudajaya, seorang digjaya nan gagah perkasa, meninggal saat perlawanan Hindia Belanda sekitar pertengahan abad ke 17 Masehi. Berdasarkan nama leluhur tersebut maka diambil nama belakangnya, Jaya.
Sumber lain menerangkan, nama adalah sebuah harapan. Mengartikan secara sederhana kata Sumberjaya dapat memberi arti dan memaknainya, termasuk memaklumi harapan yang terkandung pada nama Sumberjaya. Demikian para sesepuh pada saat itu menamai desa hasil pemekaran pada Tahun 1979 dengan nama Sumberjaya, dengan harapan akan menjadi sebuah desa yang religius, berkekuatan dalam kemandirian untuk kelangsungan (survive) serta kemajuan dalam segala bidang kehidupan.
Kebudayaan masyarakat Sumberjaya yang ada sejak zaman dahulu diantaranya tradisi Ngaruat Lembur, Ziarah, Salamaten Opat Bulanan, dan Salametan Tujuh Bulanan, Numbal Bumi, Nyarang, dan sebagainya.
Adapun Cagar Budaya yang terdapat di Sumberjaya diantaranya Makam Eyang Dalem Garudajaya; konon tersebar di tiga titik tersebar di Nanggela Kaler dan Cigarunggang, Makam Eyang Ras Ratukusumah dan Eyang Rangga Gading di Cigarunggang, Makam Eyang Salem di Cipeuceuk, Makam Satria Kembar di Buniasih Landeuh, serta makam tokoh masyarakat Sumberjaya lainnya.
Pada bidang ekonomi, yang menjadi ciri khas Sumberjaya adalah home industry kerajinan anyaman pandan dan bambu, dengan hasil produksinya berupa tikar, tas, bilik, dan sebagainya. Juga terdapat sebuah danau (situ) seluas lebih kurang 7.000 m2, terkenal dengan nama Situ Ereng, merupakan salah satu asset desa yang terletak di Antralina, yang merupakan potensi besar untuk ditata menjadi sebuah kawasan objek wisata alam.
Secara administratif pemerintahan, Sumberjaya merupakan desa pemekaran dari Desa Cihaurbeuti pada tanggal 16 Februari 1979, pada waktu itu Desa Cihaurbeuti dipimpin oleh Kepala Desa (Kuwu) Cholil Alamsjah. Sebelum pemekaran, Desa Cihaurbeuti berpenduduk sebanyak 10.682 orang; tersebar di 13 (tiga belas) dusun, yaitu Desa Kaler, Desa Tengah, Desa Kidul, Baketrak, Jengkol Pandak, Selajambe, Buniasih Tonggoh, Buniasih Landeuh, Sompok, Cipeuceuk, Cigarunggang, Nanggela dan Antralina, dengan luas wilayah sekitar 870 Hektar.
Sumberjaya pada awal dibentuk memiliki luas wilayah sekitar 420 Hektar, terdiri dari 6 (enam) dusun, yakni Nanggela, Antralina, Cigarunggang, Cipeuceuk, Buniasih Landeuh dan Sompok, dengan jumlah penduduk sebanyak 5.449 orang. Cholil Alamsjah, Kepala Desa Cihaurbeuti saat itu; hasil Pilkades Cihaurbeuti tahun 1975, merupakan penduduk asli Dusun Nanggela, salah satu dusun yang masuk wilayah desa pemekaran; Sumberjaya, menjadi kepala desa pertama di Sumberjaya.
Dalam perkembangannya, melalui Keputusan Bupati Ciamis Nomor 141/Kpts.56-Huk/2010, tanggal 08 Februari 2010; Jumlah dusun di Desa Sumberjaya bertambah menjadi 7 (tujuh) dusun, dengan dimekarkannya Dusun Nanggela menjadi 2 (dua); yakni Nanggela Kaler dan Nanggela Kidul. Sebagai konsekwensi logis dari pemekaran dusun, dalam upaya pembenahan lembaga kemasyarakatan desa setingkat RT/RW; mitra kerja dalam urusan penyelenggaraan pemerintahan Desa, telah terjadi pemekaran dari 31 RT menjadi 47 RT, dari 12 RW menjadi 22 RW, dengan konsep sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Sumber-sumber pendapatan Desa Sumberjaya, diantaranya adalah Bengkok (Tanah Carik) hasil dari tanah titisara desa, hasil usaha desa, bantuan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, serta bantuan lain yang tidak mengikat.
Adapun silsilah kepemimpinan Desa Sumberjaya adalah sebagai berikut : (1) Cholil Alamsjah (1979-2002), (2) H. E. Kusnadi (2002-2008), (3) Endang Kosim (2008 s/d sekarang).
Sumber : sumberjaya-cihaurbeuti.blogspot.com

Read more »

04 November 2012

Wisata Air Terjun Curug Cihaur

Cihaurbeuti anu aya lebah kuloneun Gunung Sawal, estuning leubeut ku cai waas nu cucurugan. Hampir tiap lembur di Cihaurbeuti ngagobaan curug sewang-sewangan, loba leuwih ti hiji. Curug mangrupakeun cai anu turun ti punclak mapay-mapay lebak nyaliara handapeun tonggong gunung, mipir lamping bari mawa kahuripan pikeun alam jeung para manusa anu aya sahandapeunana. Lain air terjun, da biasana lamun terjun mah kudu make parasut atawa payung. Ieu sabaraha curug anu aya di Cihaurbeuti, sesana can katuliskeun.
  1. Curug Cimeja, aya di Pamokolan. Disebut Curug Cimeja ku sabab tempat di sabudeurena mangrupa meja panulisan. Ceuk kolot, baheula ieu tempat mangrupakeun tempat lenggah nerbayaksana para menak di Kabarataan Sawal.
  2. Curug Ciharus, aya di Padamulya. Disebut Curug Ciharus ku sabab seahna cai anu kacida harusna ngagolontor maseuhan lembur ku walungan Ciharus. Cek kolot, di ieu tempat osok kawenehan kadenge sora gamelan pupuh gending, ciciren keur ayana hajat pikeun meredih kamulyaan hirup, padamulya.
  3. Curug Tilu, aya di Pasirtamiang. Disebut Curug Tilu ku sabab aya tilu curug anu pasambung-sambung, masing-masing katembong jangkung rag-ragna cai ti luhur dua puluh meter panjangna.
  4. Curug Cibuyut, aya di Cihaur. Disebut Curug Cibuyut ku sabab aya di wewengkon patapakan haur, nyaeta hiji tempat patapaan Ki Buyut Pangersa. Ceuk Kolot, Ki Buyut Pangersa taya lian hiji resi pilih tanding anu ngajaga Gunung Sawal sangkan tetep tiis jauh tina sebutan gunung berapi.

Read more »

03 November 2012

Cihaurbeuti Villages

Cihaurbeuti nyaeta hiji wewengkon lebah kuloneun Gunung Sawal di Kabupatian Ciamis. Tapel wates lebah kaler Cihaurbeuti patumbu-tumbu jeung Panumbangan, lebah kidul Sindangkasih, lebah kulon Walungan Citanduy anu misahkeun jeung kawasan Tasikmalaya.
Can kapanggih iraha jeung kumaha mimitina aya Cihaurbeuti. Ngan nurutkeun sababaraha beja, Cihaurbeuti mibanda lalakon sejarah anu kacida luhungna. Kasebut nalika zaman Mataram Islam (kurang leuwih tahun sarebu genep ratusan masehi), aya saurang menak ti Umbul Cihaurbeuti mangsa harita anu diistrenan ku Sultan Agung jadi Tumenggung pangaulaan Bandung, katelah Tumenggung Wirangun Angun. Tujuh turunan mingpin Bandung nepika kaceluk ka awun-awun kakoncara ka janatria, ngandung harti anu asal muasal ngabahureksa ngahirup-hirup Bandung taya lian karuhun urang Cihaurbeuti. Kiwari masih loba patakonan-patakonan anu merlukeun pananglutikan jeung sawala sapuratina.

Read more »

28 Januari 2012

Sasakala (Desa) Cihaurbeuti

Sejarah Desa Cihaurbeuti belum diketahui secara pasti. Penyusun berusaha menggali informasi dari kalangan tokoh masyarakat Cihaurbeuti yang mengetahui sejarah Cihaurbeuti.
Pemerintahan Cihaurbeuti diketahui sejak jaman kepemimpinan Dalem (Bupati) yaitu Rd. Dalem Yuda atau Jayuda, selanjutnya Rd. Dalem Dipajaya Sepuh, selanjutnya Rd. Dalem Dipajaya II, terus Rd. Dalem Demang Dipajaya (dibuang), dan baru pada kepemimpinan Rd. Wirayuda ada sebutan Kuwu Cihaurbeuti, terus Mas Adi Praja. Tentang tahun dan lamanya para dalem dan kuwu tersebut memimpin di Cihaurbeuti sama sekali tidak diketahui. Kemudian Pada Tahun 1942, Masyarakat Cihaurbeuti dipekerjakan oleh Tentara Jepang sebagai Tenaga Romusa. Pada Tahun 1945 Pecahanya Perang Dunia ke II, dan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan sebagai Negara yang merdeka.
Dihimpun dari beberapa orang Tokoh Masyarakat Cihaurbeuti selaku nara sumber, informasi yang diperoleh adalah :
(1) Tahun 1948, diketahui Kuwu Cihaurbeuti pada saat itu yaitu bernama IDI WARGA SASMITA, keberhasilan yang dicapai pada saat itu meningkatnya Produksi Pertanian karena Kuwu memerintahkan warga masyarakat untuk menanam singkong dan jagung.
(2) Pada saat kepemimpinan Kuwu IING MOCHAMMAD KOSIM, dibuat jembatan ke tiap Dusun, pelebaran jalan desa dan pembangunan Gedung Serba Guna Cihaurbeuti.
(3) Pada saat kepemimpinan Kuwu CHOLIL ALAMSYAH, Cihaurbeuti dimekarkan menjadi dua desa, yaitu Cihaurbeuti dan Sumberjaya. Pada saat itu Kuwu CHOLIL ALAMSYAH memilih menjadi Kepala Desa Pamekaran yaitu Sumberjaya, sedangkan untuk Cihaurbeuti diselenggarakan kembali pemilihan dengan memilih Kuwu IING MOCHAMMAD KOSIM.
(4) Pada saat kepemimpinan Kuwu IING MOCHAMMAD KOSIM yang kedua kalinya (1980-1989), Gunung Galunggung meletus pada Tahun 1982 yang mengakibatkan tumbuhan dipenuhi debu dan banyak ternak yang mati. Pada tahun 1986, Kantor Polsek Cihaurbeuti dibangun dengan swadaya murni masyarakat.
(5) Tahun 1989-1998, Cihaurbeuti dipimpin oleh Kuwu MAMAN. Pembuatan saluran air Jengkolpandak-Selajambe-Legok kondang, pemindahan Lapang Sepak Bola, Pembuatan Jalan Baru (Jalan Provinsi) oleh Binamarga Provinsi dari Dusun Desa Tengah sampai jalan layang Rajapolah, dibangun SMPN 2 Cihaurbeuti, dibangun Madrasah Aliyah Al-Ikhlas, dibangun Mesjid Jami ISLAHUNAJA bantuan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila dan dibangun Mesjid Jami ATTHOAT.
(6) Tahun 1998-2007 Cihaurbeuti dipimpin oleh Kuwu DEDE HENDRAWAN. Pengaspalan jalan Dusun Selajambe, Pengaspalan Jalan Dusun Buniasih, pembuatan saluran air bersih (WSLIC-II), dibangun irigasi dan saluran air di Dusun Desa Kaler, pengaspalan jalan Ranggon di Dusun Selajambe, pembangunan P2BMOK, rehabilitasi jalan desa dari Dusun Desa Kaler sampai Dusun Buniasih, pembangunan Gedung Dakwah Islam, dibangun SPBU, dan dibangun Polsek Cihaurbeuti dari anggaran APBD Kabupaten Ciamis.
(7) Tahun 2007 sampai dengan sekarang, Cihaubeuti dipimpin oleh Kuwu Ir. JAJAT SUDRAJAT. Pengaspalan dan perbaikan jalan tanjakan Dusun Baketrak, rehabilitasi Kantor Desa, Pembuatan Gorong-gorong Dusun Jengkolpandak dan Dusun Baketrak, penembokan saluran irigasi uyut, rehabilitasi jalan Baketrak sampai dengan Dusun Buniasih, pembuatan jalan di Dusun Buniasih, pembuatan jalan Pasir Geulis di Dusun Kidul, Pralonisasi Air Bersih di Dusun Buniasih, pemasangan Paping Block Halaman Kantor Desa, Saluran Air Bersih di Dusun Selajambe, TPT/Kirmir jalan dusun Baketrak-Jengkolpandak-Selajambe dan rehabilitasi pengaspalan jalan desa di Dusun Tengah-Baketrak.
(Sumber : desacihaurbeuti.blogspot.com)

Read more »

28 Maret 2011

Banjir Bandang Cihaurbeuti Bak Tsunami


Cihaurbeuti, Banjir bandang akibat luapan Sungai Ciharus memporakporandakan lima dusun di Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti Ciamis, Senin (28/3/2011) pukul 14.30 WIB. Ratusan rumah rusak, termasuk masjid dan madrasah. Berikut komplek Pesantren Darul Amira di Dusun Ciawitali pun porak poranda.
Batu, potongan kayu, dan sampah berserakan dibawa banjir. Lima dusun yang porak poranda diterjang banjir bandang tersebut masing-masing Dusun Seda Kidul, Seda Kulon, Ciawitali, Bojong dan Dusun Cigorowong. Ribuan warga dilanda kepanikan menyusul musibah yang terjadi dikaki Gunung Syawal tersebut .
Dua warga meninggal dunia menyusul kejadian tersebut, masing-masing Mak Ocoh (80) warga Dusun Seda Kaler, serta mang Ikin (70) warga Dusun Ciawitali Rt 05 RW 08.
Rumah Mang Ikin yang berada disamping Komplek Pesantren Darul Amira porak poranda hanyut disapu banjir bandang. Jasad Mang Ikin ditemukan dekat mesjid Dusun Ciawitali sekitar 1 km dari rumahnya. Sementara itu seorang bocah belum diketahui nasibnya.
Banjir juga memutuskan jalur jalan desa yang menghubungkan Dusun Ciawitali dengan jalan raya Cihaurbeuti- Panumbangan, berikut arus lalu lintas jalan raya Cihaurbeuti-Panumbangan juga terputus karena dipenuhi puing-puing banjir.
Sumber : Tribunnews, 28 Maret 2011.

Read more »

Banjir Bandang Cihaurbeuti, Ribuan Warga Mengungsi


Cihaurbeuti, Banjir bandang akibat luapan Sungai Ciharus memporakporandakan lima dusun di Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti Ciamis, Senin (28/3/2011). Khawatir terjadinya longsor dan banjir bandang susulan, ribuan warga Desa Padamulya meninggalkan rumah mereka. Sampai pukul 18.00 gelombang pengungsian terus terjadi, warga membawa barang seadanya meninggalkan rumah masing-masing dibawah guyuran hujan.
“Sampai magrib sekitar 3000 warga sudah menugsi, ke mesjid-mesjid, sekolah dan madrasah. Juga ke kantor kecamatan Cihaurbeuti. Paling banyak ke Desa Pasir Tamiang yang berbatasan langsung dengan lokasi kejadian. Sekitar 500 warga mengungsi di Madrasah Talbiyah Pasir Tamiang,” ujar Camat Cihaurbeuti Drs H Sahlan.
Proses pengungsian warga masih terus berlangsung. “Yang paling utama sekarang adalah penyelamatan warga, proses evakuasi,” ujar Kepala Disnakertransos Ciamis, Drs H Herdi Saleh kepada Tribun dilokasi kejadian.
Hal serupa juga diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis Odang R Wijaya SH di lokasi kejadian. “Kondisi lokasi sangat mengkhawatirkan apalagi hujan masih turun. Kita minta warga meninggal lokasi untuk mengungsi,” ujar Odang.
Proses evakuasi warga sebagian besar dengan menggunakan sepeda motor secara gotong royong oleh warga tetangga, berikut menggunakan mobil bak terbuka mobil ambulance, mobil petugas. Relawan dari berbagai pihak juga berdatangan ke lokasi seperi Tagana, PMI, FPI hingga Pandu Keadilan untuk melakukan evakusi bersama petugas dan warga sekitar.
Menurut penuturan Ojoh (40) warga Dusun Seda Kidul Rt 06 RW 07 kepada Tribun, malapetaka yang menimpa dusunnya tersebut terjadi hanya setelah hujan lebat mengguyur sekitar setengah jam sebelumnya.
“Hujannya lebat sekali mulai pukul 14.00, saya lagi nunggu anak saya pulang sekolah. Tiba-tiba sekitar pukul 14.30 terdengar suara gemuruh dari arah gunung Syawal. Suaranya keras sekali disertai getaran tanah. Menakutkan sekali, seperti mau kiamat, apalagi tiba-tiba listrik mati. Hujan masih turun,” ujar Ojoh.
Tiba-tiba Sungai Ciharus meluap, melabrak sawah, kebun dan rumah dikiri kanannya. “Air sungai keruh, banyak potongan pohon dibawanya. Untung rumah saya selamat, tapi kami takut terjadi longsor susulan,” ujar Ojoh bersama 4 anggota keluarganya memilih mengungsi ke Dusun Cipecak Desa/Kecamatan Cihaurebeuti.
Menurut penuturan H Endang Ishak, pengasuh Pondok Pesantren Darul Amira Dusun Ciawitali, banjir bandang yang melanda lima dusun termasuk memporak porandakan komplek Pesantren Darul Amira yang punya santri tersebut akibat longsornya tebing Gunung Syawal dekat Curug Panjang yang berlokasi sekitar 2 km dari pemukiman penduduk.
“Longsoran tebing tersebut kemudian membendung Sungai Ciharus sehingga air sungai meluap dan terjadilah banjir bandang yang memporak porandakan desa ini. Seminggu terakhir hujan lebat memang turun tiap sore, tapi sore tadi hujannya lebat sekali,” ujar H Endang yang menuding banjir bandang ini juga akibat kerusakan hutan di kawasan gunung Syawal tersebut. “Tiap hari ada saja truk penangkut kayu dari kawasan hutan yang lewat jalan depan pesantren ini,” ujar H Endang prihatin.
Sumber : Tribunnews, 28 Maret 2011.

Read more »

ANTARA News