Translate

09 Februari 2015

Mulusnya Jalan Sepanjang Jabar Selatan

Sampai tahun 2008, infrastruktur jalan “Pakidulan” dinilai lebih buruk dari pedalaman Kalimantan. Sejak tahun itu pula, Pemerintah Pusat menaikan status jalan pakidulan dari jalan non status menjadi jalan strategis nasional.
Upaya pembangunan ja­lan pakidulan pun mengubah daerah terisolasi menjadi kawasan jang­kar ekonomi dengan dibenahinya jalan sepanjang 100 km dari Bandung (Pangalengan), Cianjur (Cijayanti), Garut (Rancabuaya, Pameungpeuk dan Sancang), di–lan­jut ke Cipa­tujah, Cikalong Tasik­malaya, sampai Cimerak, Cijulang, Parigi, Pa­ngandaran yang menghabiskan anggaran Rp 1 triliun.
HU Kabar Priangan dari Kamis (5/2/2015) hingga Jum’at (6/­2/2015) menelusuri wilayah pa­kidulan tersebut mulai Cipa­tujah, Sancang, Pameungpeuk, Ca­ringin hingga Bungbulang Garut.
Jalan pakidulan relatif sudah bagus dihotmix, dibeton, meski ada sebagian yang terkelupas namun secara keseluruhan lalecir.
Perjalanan dari Kota Tasikma­laya menempuh waktu 2,5 jam. Dari Cipatujah sampai perbatasan Cipatujah Desa Ciheras Kabupaten Tasikmalaya-Sancang Kabupaten Garut sekitar satu jam. Dan ke lokasi kawasan hutan sancang sekitar satu jam lagi.
Akan tetapi, masuk lokasi hutan sancang tidak bisa dengan roda empat. Pengunjung harus naik ojeg dengan ongkos Rp 60 ribu pulang pergi. Di Sancang kita dapat menikmati sua­sana rimbun pepohonan dan pantai yang masih perawan.
Dari Sancang menuju Pantai Sayangheulang Pameungpeuk. Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam. Di Sayangheulang dijumpai pantai dengan hamparan karang serta penginapan murah mulai Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu. Begitupun ke Pantai Santolo, masih wilayah Pameungpeuk dengan perjalanan kurang lebin setengah jam.
Di Santolo dapat menjelajahi pulau Santolo dengan keindahan karang-karang, bekas dermaga kolonial Belanda serta patilasan jaman Pajajaran. Bahkan di San­tolo terdapat Masjid Sela yang biasa dipakai tirakat, bertapa mendekatkan diri pada Allah. Termasuk pulau Curugan Sa­yang­heulang yang menurut warga tempat disemayamkan p­enerus Pajajaran terakhir, Raja Sume­dang larang, Prabu Geusan Ulun.
Selepas menghabiskan ma­lam di Santolo, Tim Nyukcruk meluncur ke Pantai Rancabuaya Kecamatan Caringin dengan wak­tu tempuh 40 menitan. Di Rancabuaya inilah, pengelolaan wisata sudah sedikit maju dengan banyaknya vila meski tak seramai Pangandaran.
Kondisi pantai berkarang yang memaksa pengunjung un­tuk tidak bisa berenang tidak mengurangi keindahan Ranca­buaya. Pengunjung bisa me­nik­mati pemandangan lepas pantai dan langkap Cianjur.
(Kabar Priangan, 9 Februari 2015)

0 komentar:

Posting Komentar

ANTARA News