Translate

29 Juni 2013

Daftar Caleg Asal Kecamatan Cihaurbeuti untuk Pemilu 2014


Jelang Pemilu Legislatif 9 April 2014, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Ciamis telah mengumumkan Daftar Calon Semen-tara (DCS) untuk Calon Anggota DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi, dan DPR RI pada bulan Juni 2013 ini untuk semua Daerah Pemilihan (Dapil).
Kecamatan Cihaurbeuti masuk dalam Dapil 2 (dua) untuk Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten, selain Kecamatan Sadananya, Cikoneng, Sindangkasih, Panumbangan, Panjalu dan Sukamantri. Sementara itu untuk Pemilihan Anggota DPRD Provinsi termasuk Dapil 11 (sebelas), dan untuk Pemilihan Anggota DPR RI termasuk Dapil 10 (sepuluh) yang meliputi Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Kuningan.
Untuk Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten Ciamis, terdapat 109 orang caleg dari 12 partai politik yang akan bersaing untuk memperebutkan 10 kursi di Dapil 2 (dua). Inilah keseratus sembilan orang calon anggota DPRD Kabupaten Ciamis berdasarkan nomor urut dari masing-masing partai politik :
1. Partai Nasdem, 10 orang caleg
3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 10 orang caleg
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), 10 orang caleg
5. Partai Golkar, 10 orang caleg
6. Partai Gerindra, 10 orang caleg
7. Partai Demokrat, 10 orang caleg
8. Partai Amanat Nasional (PAN), 10 orang caleg
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 9 orang caleg
10. Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), 10 orang caleg
14. Partai Bulan Bintang (PBB), 9 orang caleg
15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), 3 orang caleg
Bagi Kecamatan Cihaurbeuti, yang pada Pemilu 2009 lalu tidak menempatkan satupun perwakilannya di DPRD Kabupaten Ciamis, niscaya Pemilu 2014 menjadi satu momentum tersendiri. Dari seratus sembilan orang caleg yang akan bersaing untuk mendapatkan dukungan dari tujuh kecamatan di Dapil 2 Ciamis pada 9 April nanti, 14 diantaranya adalah pituin perwakilan Cihaurbeuti, atau paling tidak mempergunakan KTP dengan domisili di wilayah Kecamatan Cihaurbeuti. 
Inilah daftar nama dan nomor urut Caleg yang berasal dari Kecamatan Cihaurbeuti berdasarkan partainya masing-masing :
1. Nasdem : Edwin Hidayan (4), Dudi Kusnadi (7).
2. PKB : Asep Dian Permana Yudha, S.Sos. alias Kang Dalang (2), Ana Robiatul, S.Pd. (4).
3. PKS : Abdul Rohman (4).
4. PDIP : Jajang Yanto (10).
5. Golkar : Endang Hidayat, ST. (2).
6. Gerindra : Dida Sukanda (1), Asep Darajat (5).
7. Demokrat : Popo Sumpena (8).
8. PAN : Agus Martha Djaja (2).
9. PPP : Rahmat (2), Ida Haedarofatul Musfidah (6).
10. Hanura : Tidak ada caleg yang berasal dari Cihaurbeuti
14. PBB : Emuh Muslim Rosadi (9).
15. PKPI : Tidak ada caleg yang berasal dari Cihaurbeuti
Siapapun yang nanti mendapat dukungan dan berhasil menjadi perwakilan Dapil 2 Ciamis, khususnya menjadi perwakilan masyarakat Cihaurbeuti di DPRD Kabupaten Ciamis, semoga menjadi titik awal untuk Kebangkitan Cihaurbeuti.

Read more »

27 Juni 2013

Ironis, Pengusaha Dapat BLSM, Tukang Becak Tidak!


Bandung, Penyaluran Kartu Perlindungan Sosial (KPS) Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kabupaten Bandung salah sasaran. Seorang pengusaha konveksi dengan dua unit rumah mewah tercatat sebagai penerima. Sebaliknya, warga miskin justru tidak mendapatkannya.
Nia Kurniati (37), seorang pengusaha konveksi warga Kampung Lembur Tegal RT 03/04 Desa Pamekaran Kecamatan Soreang mengaku bingung dan tidak habis pikir. Pengusaha konveksi beromzet puluhan juta per bulannya itu, tiba-tiba didatangi petugas dari PT Pos. Dia mendapat KPS sebagai seorang calon penerima BLSM.
"Kemarin ada petugas dari kantor Pos yang ngasih KPS untuk pencairan BLSM. Di kartu tersebut, tertera dengan jelas nama saya sebagai calon penerima. Saya bingung, karena tidak pernah mengajukannya," kata Nia Kurniati saat ditemui di kediamannya, Kamis (27/6/2013).
Kehidupan Nia beserta keluarganya bisa dikatakan jauh dari kekurangan. Bahkan, dengan usaha konveksi yang dilakoninya sejak dua tahun terakhir, Nia bisa memberikan lapangan kerja kepada enam pegawainya. Tidak hanya itu, dua rumah yang bisa dikatakan mewah pun terlihat berdiri kokoh di tepi jalan kampung tersebut.
"Alhamdulillah kehidupan kami sekeluarga sudah cukup kok. Ini mungkin salah sasaran saja, saya juga menyayangkan kok bisa salah pendataan yah, kan kasihan orang yang benar-benar membutuhkannya. Jadi kartu ini akan saya berikan saja kepada orang yang benar-benar membutuhkannya," ujar dia.
Kondisi sebaliknya justru dialami Andi Sugandi (61), mantan penarik becak yang kini hidup miskin bersama satu anaknya itu. Dia justru tak mendapatkan KPS BLSM. Padahal, diu sianya yang telah senja dan sakit-sakitan itu, Andi sudah tidak kuat lagi bekerja. Untuk keperluan makan pun dia kini menggantungkan hidup kepada anaknya yang bekerja serabutan dengan upah per bulan hanya Rp 450.000.
"Sejak ada BLT dulu sampai sekarang juga saya enggak pernah mendapatkan bantuan apa-apa. Yah kehidupan saya bisa dikatakan kekurangan dan saya sekarang enggak kuat lagi kerja," katanya.
Selain Andi, masih banyak warga di RT tersebut yang dikategorikan miskin. Tapi tidak mendapatkan BLSM. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak, hanya pasrah menerima nasibnya.
Sumber : Inilahkoran, 27 Juni 2013

Read more »

Kerap Menimbulkan Konflik, Kades di Kabupaten Ciamis Tolak BLSM


Rencana pemerintah menggulirkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada warga miskin sebagai pengganti subsidi BBM ditanggapi dingin oleh seluruh kepala desa di wilayah Kecamatan Kalipucang. Bahkan mereka mengaku keberatan atas program tersebut karena dinilai kerap menimbulkan konflik di tengah masyarakat. “Program BLSM hanya akan membuat masyarakat kisruh, dam kami (Kepala Desa) yang selalu pusing menghadapi protes warga,”kata Ono Kades kalipucang, Rabu (26/06)).
Menurut Ono Darsono, tidak hanya dirinya yang merasa keberatan atas program pengalihan subsidi tersebut melainkan seluruh kepala desa yang berada di Kalipucang. Hal itu diketahui saat berbincang-bincang dengan kepala desa lainnya. “Hasil pertemuan dan perbicangan kami ini, seluruh kepala Desa akan memberikan surat keberatan dengan mekanisme untuk penyalurannya. Bukannya tidak setuju, tetapi lebih karena penerapannya kerap menimbulkan konflik dan kepala desa yang menjadi sasaran kemarahan warga padahal kami tidak tahu menahu hal itu,”ujar Ono.
Ono berpendapat, seharusnya sebelum dana BLSM disalurkan ke masyarakat penerima manfaat, diharapkan dari pihak Kantor Pos berkoordinasi dahulu dengan pihak kecamatan jangan langsung ke pihak Desa. “Kemarin lusa dari pegawai kantor pos datang memberikan data dan kartu penerima BaLSeM, tapi saya tolak karena belum berkordinasi dengan Camat,” tambah Ono.
Penegasan sikap seluruh kades ini ujar Ono, karena BLSM ini tidak ada bedanya dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang pernah diluncurkan pemerintah sebelumnya. Program yang memberikan uang langsung kepada masyarakat miskin tersebut, menjadikan masyarakat saling bertengkar karena pembagiannya yang dianggap tidak adil. Ujung-ujungnya Kades yang menjadi tumpuan protes masyarakat.
“Banyak warga miskin yang tidak kebagian BLT protes ke Kades. Mereka mengatakan Kades pilih kasih. Saat ada yang berusaha membijaksanakan kebijakan itu dengan membagi rata kepada masya­rakat miskin tetapi tidak terdata, malah berususan dengan hukum,”cetusnya.
Padahal Kades dan pemerintah desa ujar dia, hanya sekedar kepanjangan tangan pemerintah. Sedangkan data warga miskin berasal dari pendataan BPS.
Sementara itu Camat Kali­pucang Apip Winayadi membenarkan pihak kantor Pos tidak melakukan kordinasi terlebih dahulu dengan pihak kecamatan terkait penyaluran BLSM, tetapi langsung ke desa-desa. “Kami sudah mendengar dari para kepala desa kalau pihak kantor pos telah datang untuk memberikan data dan kartu BLSM, tetapi ditolak karena kepala desa merasa keberatan,” ungkap Apip saat di jumpai KP di Pilkades Desa Cibuluh.
Disinggung permasalahan surat dari para kepala desa perihal tentang keberatan dengan mekanisme penyaluran BLSM, Camat Kalipucang mengaku belum mengetahuinya. “Saya belum baca surat dari para kepala Desa. Mungkin belum sampai,”ujarnya.
Sumber : Kabar Priangan, 27 Juni 2013

Read more »

Delapan Desa di Garut Tolak BLSM


Garut, Kekhawatiran Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut kalau Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) akan menimbulkan konflik ternyata terbukti. Sebanyak delapan desa di Kecamatan Pangatikan dengan tegas menolak BLSM. Gara-garanya, mereka menganggap data penerima bantuan tidak jelas.
Camat Pangatikan, Asep Rahmat Solihin membenarkan adanya penolakan BLSM oleh delapan Kades di daerahnya tersebut. Asep menilai sikap para kepala desa ini kemungkinan akibat ketidakjelasan data penerima BLSM di desa mereka. "Benar, ada delapan kepala desa yang menolak BLSM di Pangatiakan ini. Ini mungkin erat kaitannya dengan data penerima bantuan tersebut yang tidak jelas," ujar Asep, Rabu (26/6).
Diakuinya, bukan hanya para kepala desa yang menyatakan menolak keberadaan BLSM ini di daerahnya. Hal serupa juga dilakukan oleh warga seperti halnya yang terjadi di Desa Sukarasa dimana puluhan warga sempat mendatangi kantor desa untuk melangsungkan aksi unjuk rasa terkait BLSM ini.
Menurut Asep, pihaknya akan mencoba memusya­warahkan penolakan yang dilakukan delapan kepala desa terhadap keberadaan BLSM ini. Pihaknya sekaligus ingin memperjelas alasan dari penolakan tersebut dari para kepala desa.
Menurutnya, bagaimanapun BLSM ini meruapakn program dari Pemerintah Pusat yang harus dilaksanakan dan disampaikan ke masyarakat yang berhak menerimanya. Namun karena adanya penolakan dari delapan kepala desa tadi, Asep memutuskan untuk terlebih dahulu menggelar pertemuan dengan para kepala desa guna membahas masalah ini.
Ketika ditanya jumlah penerima BLSM di daerahnya, Asep mengakui kalau pihaknya masih belum memiliki data pasti tentang jumlah dan nama keluarga yang menerima BLSM di daerahnya. “Bila data dari Pemerintah Pusat sudah diterima, kantor pos akan berkoordinasi langsung dengan pemerintah desa untuk pelaksanaan penyalurannya,” kata dia.
Lebih jauh Asep juga mengaku khawatir kalau-kalau pelaksanaan penyaluran BLSM tidak tepat sasaran. Tak menutup kemungkinan, ada warga yang benar-benar tidak mampu namun tidak mendapatkan BLSM, di sisi lain ada warga yang mampu namun mendapatkannya.
"Untuk mengantisipasi hal ini, data penerima BLSM dapat dirapatkan kembali oleh pemerintah desa atau tokoh masyarakat setempat. Jika tidak, hal ini tentu akan sangat membingungkan dan rawan konflik," imbuhnya.
Menurutnya, BLSM bisa saja dialihkan kepada penerima lain yang lebih membutuhkan. Dengan demikian, gejolak di masyarakat dapat diredam atau dihindari.
Sumber : Kabar Priangan, 27 Jun 2013

Read more »

Tarif Angkutan Kota di Tasikmalaya Naik Lebih dari 20 Persen


Tarif angkutan kota di kota Tasikmalaya dipastikan naik. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Infor-masi Kota Tasikmalaya mengumumkan hal tersebut saat rapat forum lalu lintas dan angkutan Jalan di Ruang Rapat Wali Kota Balai Kota Tasikmalaya, Rabu (26/6).
"Mulai hari ini, tarif angkutan kota resmi naik sekitar 26,82%. Jika sebelumnya ongkos jauh dekat angkot itu Rp 2.250, sekarang ongkos resmi Rp 2.800 dan berlaku kepada seluruh angkutan kota yang beroperasi di Kota Tasikmalaya. Hal ini sudah disepakati bersama dengan organda bersama elemen terkait," kata Kepala Dishubkominfo Kota Tasikmalaya, Aay Zaini Dahlan.
Tarif tersebut, lanjut dia, berlaku untuk penumpang umum di luar pelajar dan mahasiswa. Karena untuk pelajar SD dikenakan tarif Rp 1.000, sementara SMP/SMU dikenakan Rp 1.500 dan Mahasiswa 2.000. "Setelah hari ini ditetapkan melalui Peraturan Wali Kota nomor 52/2013, nanti diikuti dengan sosialisasi kepada awak angkot diikuti dengan pemasangan pengumuman di setiap angkot," katanya.
Terkait tarif angkutan perbatasan dan berbagai jenis bis, kata dia, merupakan kewenangan Dishub Provinsi untuk bis non ekonomi AKDP, sedangkan untuk bis AKAP merupakan kewenangan Kemenhub. "Untuk kenaikan di bus AKDP dan AKAP itu wewenangnya bukan di kami. Sampai hari ini memang belum ada informasi berapa kenaikan yang akan dikenakan angkutan bus tersebut," jelasnya.
Sekretaris Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Tasikmalaya, Asep Sutarman mengatakan kenaikan tarif tersebut memang belum ideal bagi pengusaha transportasi. Pasalnya jauh hari sebelum kenaikan harga BBM, harga berbagai jenis suku cadang lebih dulu naik. "Dulu saja baru isu naik BBM, harga suku cadang sudah naik. Sekarang naiknya jadi beneran, ya harga suku cadang tambah naik. Jelas ini memberatkan usaha transportasi, apalagi tingkat penumpang angkutan kota juga tidak seramai dahulu," katanya.
Meskipun begitu, pihak organda sendiri mau tidak mau harus ikut menyesuaikan tarif angkutan yang baru ditetapkan Pemkot. Hanya saja ada beberapa kendala seperti jumlah kenaikan yang seringkali berbeda dengan kenyataan di lapangan.
Sumber : Kabar Priangan, 27 Jun 2013

Read more »

26 Juni 2013

Konsep Rumah Sampah di Kabupaten Tasikmalaya


Tasikmalaya, Pemandangan berbeda tampak di Desa Puteran, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Sejumlah anak yang sebagian besar masih berusia balita (bawah lima tahun) tak sungkan bersama-sama mengumpulkan sampah.
Ya, pemandangan tersebut memang terbilang langka. Namun, tentu tidak bagi warga Pagerageung, Tasikmalaya. Pemandangan tersebut sudah cukup lama berlangsung, tepatnya sejak mereka mengenal apa yang disebut Rumah Sampah.
Berawal dari konsep sederhana, ingin membudayakan masyarakat membuang sampah pada tempatnya, sejumlah aktivis di Tasikmalaya yang tergabung dalam mitra kerja Yayasan Amal Ikhlas Mandiri menggulirkan konsep rumah sampah. Uniknya, gerakan ini berawal dari anak-anak PAUD atau pendidikan anak usia dini.
Suasana itupun terlihat saat aktivitas puluhan anak balita tersebut di Kampung Tabrik, Desa Puteran, Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya, anak-anak PAUD dengan penuh semangat berangkat sekolah. Uniknya, bukan hanya tas sekolah yang berisi buku dan bekal makanan-minuman saja yang mereka membawa sampah dari rumah mereka masing-masing.
Sampah-sampah yang kebanyakan berbahan plastik itu mereka bawa dan mereka kumpulkan di sebuah saung dekat sekolah mereka, saung itu mereka namakan rumah sampah. Setiap akhir pekan, sampah yang mereka bawa akan di tukar dengan bubur kacang atau aneka makanan ringan lainnya.
Azri Azhari (4) seorang siswa PAUD mengaku, senang membawa sampah-sampah itu dari rumahnya. Azri mengaku, membawa sampah itu tidak susah, sambil jalan dari rumah ke sekolah juga bisa menemukan sampah, "gampang bawa sampah mah," katanya, Rabu (27/3/2013).
Anak lainnya, Hafidzoh (5) mengatakan hal yang sama, meski dia membawa sampah untuk mendapatkan penilaian dari gurunya, dia tidak pernah absen membawa sampah untuk dikumpulkan di rumah sampah, "kalo bawa kan dapat nilai, juga bisa dapat makanan," imbuhnya.
Cucu Sumiati seorang guru di Yayasan Amal Ikhlas menjelaskan, pengenalan konsep rumah sampah tersebut, merupakan bagian dari pendidikan di PAUD mereka. Seluruh siswa ini, jelasnya, dibagi kedalam beberapa kelompok orang beradasarkan kisaran usia, "kadang, selain membwa dari rumah mereka, kelompok anak ini di motivasi untuk mulung sampah di lingkungan kampung,” katanya.
Sampah yang sudah terkumpul itu, selanjutnya dipilah dan dikumpulkan, sampah bukan organik yang tidak dapat didaur ulang seperti plastik rusak maka dibakar, sementara sampah organik dikumpulkan untuk dijadikan kompos.
Ketua RT setempat, Eman mengaku, bangga dan terharu dengan inisiatif anak-anak dalam melakukan aksi kebersihan tersebut. Menurutnya, jika gotong royong bersama orang tua itu sudah tidak aneh, tetapi yang luar biasa adalah kegiatan mulia itu dilaksanakan sepenuhnya oleh anak-anak, “yang terpenting anak-anak ini bisa memberikan contoh bagi yang tua,” ujarnya.
Salah satu penggagas rumah sampah, Wawan Widarmanto mengatakan, kegiatan tersebut adalah pendidikan aplikatif untuk anak agar mereka sadar akan bahaya sampah yang dibuang sembarangan.
Oleh: Fuad Hisyamudin
Sumber : inilahkoran.com
28 Maret 2013

Read more »

Kementrian PU Berupaya untuk Mencapai Target MDGs


Kementrian Pekerjaan Umum (Kemen-PU) terus berupaya mencapai target MDGs dalam penyediaan sanitasi sebesar 62 persen dan target pelayanan air minum sebanyak 68 persen. Permasalahan sanitasi dan air minum dinilai tidak akan bisa ditangani hanya dengan penyediaan infrastruktur, jika pola pikir dan pola tindak masyarakat masih belum berpola hidup bersih dan sehat.
"Walau demikian, kami akan terus berupaya untuk terus meningkatkan pelayanan dan penyediaan infrastruktur sanitasi dan air minum di seluruh Indonesia," tutur Menteri PU, Djoko Kirmanto, di sela-sela Jambore Sanitasi 2013 Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), di Jakarta, Selasa (26/6).
Acara tersebut telah dilaksanakan sebanyak lima kali sejak tahun 2008. Jambore Sanitasi 2013 diikuti 198 siswa/i SMP dari 33 provinsi. Tema yang diusung pada Jambore Sanitasi 2013 adalah "Bersama Kita Peduli Sanitasi dan Air Minum."
Lebih lanjut Djoko mengatakan, penyediaan akses sanitasi dan air minum yang layak, masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah. Data BPS 2011 menunjukan, akses sanitasi yang layak di Indonesia baru sebesar 55,6 persen. Padahal, target MDGs untuk bidang sanitasi sebesar 62,41 persen. Dari target pelayanan akses air minum air minum sebesar 68,8 persen baru tercapai 55 persen. Masih sekitar 30 juta orang yang harus dilayani sanitasi dan air minum dalam satu- dua tahun ke depan.
Sementara itu, data lain dari UNICEF pada tahun 2011 tercatat sekitar 26 persen, masyarakat masih buang air besar di tempat terbuka. Hal tersebut juga didukung dengan tingginya tingkat pencemaran air di Indonesia, yang mencapai 76 persen dari 53 sungai di Pulau Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi oleh bahan organik, serta 11 sungai utama oleh bahan alumunium.
"Pencemaran sungai di Indonesia sudah cukup tinggi. Padahal, air dari sungai utama ini yang digunakan untuk bahan baku air minum, dengan konsekwesi biaya yang cukup mahal untuk pemulihan kualitas airnya," tuturnya.
Untuk itu, disebutkan Djoko, PU terus melakukan berbagai upaya terobosan peningkatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi. Yaitu air limbah persampahan drainase serta air minum di seluruh indonesia.
Di bagian lain, dia menjelaskan, penyediaan infrastruktur juga perlu didukung dengan pola hidup dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Indonesia. Kampanye perubahan perilaku secara nasional mutlak diperlukan. Salah satunya dengan Duta Sanitasi, yang dilakukan oleh anak-anak sekolah.
Jambore Sanitasi 2013 diikuti oleh 198 siswa/i dari seluruh Indonesia. Acara tersebut juga dihadiri Dirjen Cipta Karya Imam S Ernawi, perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, Komisi V DPR RI, dan SIKIB.
Sumber : Suara Karya, 26 Juni 2013.

Read more »

24 Juni 2013

Kementrian PU Anggarkan Rp. 3 T untuk Sanitasi


Kementrian Pekerjaan Umum (PU) menganggarkan Rp3 triliun untuk sanitasi. Program tersebut akan dilakukan rutin setiap tahunnya. "Untuk 2013, lebih dari Rp3 triliun untuk perbaikan sanitasi di Indonesia. Dan itu akan berlanjut terus. Tetapi untuk menangani sanitasi tidak hanya di PU tetapi di Pemda," ungkap Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, kepada wartawan seusai acara Jambore Sanitasi 2013 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Djoko menambahkan, untuk target pembangunan sanitasi, pihaknya tetap akan lakukan hingga mencapai 100 persen. "Tidak ada batasnya, harus bangun terus, karena pada saaat nanti sanitasi sudah 100 persen masih harus dijaga karena pola berpikir,sifat masyarakat tentang sanitasi harus dijaga terus," jelas Djoko.
Menurut Djoko, semua alat sanitasi sudah ada di Indonesia, tetapi lingkupnya belum bisa melayani seluruh masyarakat indonesia. "Saat ini coverage nya yang bisa dilayani baru 55 persen, menurut MDGS di 2015 itu harus 62 persen tapi cita-cita kita 100 persen," tegasnya.
"Kita juga mengajari masyarakat untuk sanitasi. Untuk pengelolaan sampah yang baik, dan limbah rumah tangga, kita buatkan etalasi yang baik. Limbah drainase persampahan di-manage dengan baik," sambungnya.
Djoko meminta, agar masyarakat jangan mencemari air sungai. Karena apabila jadi limbah cair dan limbah padat seperti sampah juga menjadi air minum. "Jangan cemari air, kalau sudah masuk di air itu susah. Jangan sampai sampah jangan dibuang ke sana. Agar dikumpulkan sampah itu dan jangan kotori sungai. Kalau begitu cost-nya besar. Kalau normal airnya menjadi bersih antara Rp2.000-Rp3.000 per meter kubik. Kalau itu bisa 3 kali lipatnya apaalgi sudah jadi lumpur," pungkasnya.
Sumber : Kedaulatan Rakyat, 24 Juni 2013.

Read more »

Makhluk Halus Tertangkap Kamera HP di Ciamis


Warga Ciamis, Lingkungan Tanjungmanggu Kelurahan Sindangrasa dibuat geger dengan ditemukannya foto makhluk halus wanita berpakaian putih yang dipotret dari kamera HP milik Noni Handayani (15).
Menurut Noni kejadian berawal saat HP miliknya rusak, Senin (17/6) lalu. Ia lalu memfoto sekitar rumahnya. Hasilnya gambar foto menjadi biru. Ketika sedang melihatli­hat, ada sebuah foto sesosok wanita berambut panjang dengan wajah seram.
Saat melihat gambar itu bulu kuduknya langsung berdiri dan ruang tamu pun menjadi panas. “Saya kaget melihat itu dan menunjukkan kepada kakak saya, namun saat itu kakak saya sempat tidak percaya, dia mengira fotonya hasil editan,” ujar Noni.
Sementara itu, Entin orang tua Noni mengatakan, sebelum gambar wanita itu nampak dalam HP anaknya, ia sering melihat ada bayangan putih berkelabatan di dalam rumahnya. “Saya sering melihat kelebatan-kelebatan putih mengitari rumah saya. Bahkan saya pernah mengejarnya, namun tidak ada apaapa,” kata Entin.
Menurut orang pintar yang dipanggilnya, sosok makhluk itu ingin disempurnakan, karena meninggalnya tidak wajar.
Entin pun berniat membaca surat Yasin. Namun saat membuka Yasin di hala­man depan ada foto wanita wajahnya mirip dengan wanita yang ada di dalam HP. ”Ternyata foto tersebut adalah foto gadis yang menjadi korban pembunuhan beberapa waktu lalu,” jelas Entin. Kesamaanya terlihat dari lekukan mata dan bentuk hidung. “Saya sekeluaga terus mendoakannya, semoga gadis itu diberi ketenangan di alam kubur­nya,” tandas Entin. 
(Sumber : Kabar Priangan)

Read more »

Dadaha Tasikmalaya Lautan Sepeda


Dalam sekejap wajah Lapangan Dadaha, Kota Tasikmalaya, berubah warna. Ribuan sepeda dari berbagai komunitas yang ada di wilayah Priangan timur “tumplek” memenuhi area Lapangan. Dadaha pun berubah menjadi lautan sepeda.
Ada sekitar 3.000 peserta segala usia, me­ngikuti sepeda sehat HUT HU “Kabar Pria­ngan”, menyusuri rute jalanan di Kota Tasikmalaya sepanjang 10 kilometer pada Minggu (23/2).
Kampanye gemar berse­pe­da itu pun sengaja dilontarkan HU “Kabar Priangan” pada peringatan ulang ta­hunnya yang ke14. Kegiatan itu dipilih dalam kampanye berkendara sehat. Karena dengan bersepeda selain sehat juga bisa mengurangi polusi udara dan menghemat bahan bakar minyak (BBM).
Sejak kibaran bendera star diayunkan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dede S­drajat di Lapangan Dadaha, semua peserta menyemut menyusuri rute jalanan yang sudah ditetapkan. Peluh membasuh tubuh para “gowesser”, namun mereka terlihat bahagia dan ceria.
Jajaran muspida Kota Ta­sikmalaya pun terlihat ber­baur dengan masyarakat mengikuti sepeda sehat. Komandan Kodim 0612 Tasikmalaya Letkol Eden Candra Hayat pun ikut andil bagian menggowes sepeda bersama muspida lainnya.
Para pecinta olah raga sepeda dari berbagai komunitas pun memilih tetap berada di Dadaha. Teriknya mentari yang cukup menyengat tidak menyurutkan semangat mereka untuk tidak beranjak hingga acar usai.
Wajah-wajah penuh peluh namun terlihat ceria pun memenuhi area pelataran Lapangan Dadaha. Sebagian berada di pinggir lapangan untuk berteduh di bawah rindangnya pepohonan. Namun sebagian lagi berada di lapangan untuk bergoyang sambil menunggu kupon undian diumumkan.
“Bersepeda sudah harus menjadi bagian keseharian masyarakat, karena ini menyehatkan baik jiwa dan raga,” kata Wakil Wali Kota Tasikmalaya, H. Dede Sudrajat.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak malu bersepeda dan terus mensosialisasikan kepada masyarakat lain yang belum bersepeda. Termasuk, berangkat kerja ke kantor pun dengan bersepeda. Karena dengan bersepeda itu bisa menyehatkan tubuh, dan yang paling penting ramah lingkungan, tidak mengeluarkan polusi, tetapi mengeluarkan keringat.
“Sepeda itu sehat, apalagi ini ada banyak hadiah yang disediakan oleh panitia HU Kabar Priangan dalam syukurannya yang ke14 tahun. Kami sangat mendukung sekali kegiatan seperti ini,” tambahnya.
Bupati Tasikmalaya, HU Ruzhanul Ullum yang sejak 2011 lalu gemar “sasapedahan” mengatakan, bersepeda bukan hanya ramah lingkungan tetapi juga bisa menghemat BBM.
“Bersepeda itu banyak manfaatnya, bukan hanya sehat tapi juga bisa menghemat biaya BBM. Makanya mari kita lakukan kegiatan bersepeda ini di semua kalangan,” katanya.
Uu dan Dede pun cukup menikmati suasana “sasapedahan” bersama ribuan “gowesser” lainnya. Rute sejauh 10 kilometer dirasa cukup untuk membakar kalori dan mengeluarkan keringat.
“Luar biasa, sehat pisan ini mah, kalori yang terbakar cukup banyak,” kata warga Jalan Rumah Sakit, Agus WS yang sejak lama menyukai olah raga sepeda.
Kata dia, manfaatnya sangat besar bagi tubuh sendiri. Dan yang paling penting tidak menyumbang polusi bagi kerusakan udara. Kegiatan seperti ini kata dia harus terus dilakukan agar semakin banyak warga yang menggemari olah raga sepeda.
“Atau nanti aktivitas seharihari bisa dengan sepeda, jadi jalanan itu tidak macet dan bisa mengurangi polusi,” tegasnya.
Direktur Utama PT Berkah Pikiran Rakyat, Muhtar Ibnu Thalib, mengatakan, kegiatan sepeda sehat merupakan rangkaian kegiatan HUT HU “Kabar Priangan” yang ada di bawah naungan PT Berkah Pikiran Rakyat.
Menurutnya, sepeda sehat baru pertama kali dilakukan, dan sengaja dipilih sebagai bagian dalam upaya meningkatkan minat masyarakat untuk bersepeda.
“Bersepeda itu manfaatnya banyak sekali bagi kehidupan masyarakat dan kita coba gelorakan agar menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Tisna Suryana (23) Warga Rancamaya, Kelurahan Kersamenak, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya mendapat hadiah utama Umroh. Bagi Tisna hadiah tersebut yang kedua kalinya diperoleh dari HU “Kabar Priangan”. Tahun lalu dalam ajang Jalan Sehat Hari Pahlawan, Tisna juga mendapat hadiah Umroh.
Sedangkan Abdul Syukur (45) warga Pagendingan, Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, dan Oni Tresnahadi (42) warga Rajapolah, RT 01/RW 02, Desa dan Kecamatan Rajapolah, mendapatkan hadiah masingmasing satu unit sepeda motor Mio-J. Panitia juga membagikan 14 unit sepeda bagi peserta yang beruntung dan sederet hadiah lainnya yang berhasil diboyong pemenang.

Read more »

Persepsi Buang Sampah Belum Menunjang Perilaku

Tingginya perilaku konsumtif seseorang dapat menyebabkan pe­ningkatan volume sampah. Setiap individu lebih memikirkan perilaku, dan pengambilan keputusan untuk membeli dan menggunakan fungsi dari semua barang yang mereka konsumsi, tanpa memberikan perhatian lebih kepada perilaku dan pengambilan keputusan ketika membuang sisa barang yang telah dikonsumsi atau sampahnya.
Masalah tersebut bertambah panjang dengan perilaku dan pengambilan keputusan untuk membuang sampah sembara­ngan atau tidak pada tempatnya. Perilaku buang sampah sem­barangan masih banyak terjadi, dan ini menjadi pertanyaan besar ketika seseorang meyakini dalam hati dan mengetahui bahwa membuang sampah harus pada tempatnya. Tetapi dalam kenyataanya, sangatlah bertolak belakang.
Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu dan diyakini bahwa paham untuk membu­ang sampah pada tempatnya sudah dianjurkan dan tidak henti-hentinya diingatkan oleh guru kepada para siswa. Mem­bayangkan kondisi sekolah yang bersih dari sampah, perilaku siswa yang apik dalam membuang sampah bisa muncul karena para pelajar memiliki keyakinan dan sikap untuk mendukung pola perilaku membuang sampah yang baik. Seperti kita ketahui bersama, bahwa saat ini, pendidikan mengenai lingkungan hidup sudah masuk ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah.
Melalui uji gambar yang telah dilakukan terhadap sejumlah 211 pelajar yang berada di salah satu sekolah dasar di kota Bandung mengenai persepsinya atau pemikirannya terhadap pola pembuangan sampah, hanya 3 pelajar atau sebesar 1.4% saja yang memiliki pemikiran bahwa membuang sampah boleh dilakukan tidak pada tempatnya.
Sejumlah 208 pelajar atau sebesar 98.6% justru memiliki pemikiran bahwa sampah itu tidak boleh dibuang sembara­ngan. Rinciannya, terdapat 150 pelajar atau sebesar 71.1% yang menunjukan pemikiran anak untuk langsung membuang sam­pah itu harus pada tempatnya. Dalam hal ini ketika mereka menemukan sampah mereka langsung berpikir untuk membuangnya ke tempat sampah.
Kemudian terdapat 50 pelajar atau sebesar 23.7% menunjukan pemikiran yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Mere­ka berpikir untuk menyimpan terlebih dahulu sampah yang ada, sebelum mereka menemukan tempat sampah dan membuangnya ke tempat sampah. Dan terdapat sejumlah 8 pelajar atau sebesar 3.8% saja yang berpikiran untuk mengolah sampahnya terlebih dahulu, sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Ini merupakan pemikiran yang sudah lebih jauh dari dua pemikiran sebelumnya.
Dari jumlah persentasi mengenai pemikiran anak terhadap pola perilaku pembuangan sampah yang ada, dapat dilihat bahwa mayoritas lebih dari 98% pemikiran atau persepsi para pelajar ini sangatlah sesuai dengan harapan semua. Ini tidak terlepas dari bimbingan dan himbauan yang dilakukan terus menerus oleh para tenaga pengajar di sekolah mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Dan ini merupakan persepsi atau pemikiran yang baik terhadap pola perilaku pembuangan sampah.

Tak Sejalan
Namun pada kenyataanya, pemikiran yang ada di benak para pelajar ini tidaklah sejalan dengan perilaku pembuangan sampahnya. Masih terdapat penyimpangan yang dibuktikan dengan banyaknya sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Kenyataan ini sangatlah jauh dari harapan semua pihak. Meskipun terdapat banyak tempat sampah di lingkungan sekolah, namun masih banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Permasalahan ini telah menjadi topik yang sering diperbincangkan, namun belum mencapai harapan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa pihak disimpulkan bahwa, semua guru sepakat bahwa fenomena di atas merupakan suatu permasalahan yang cukup memprihatinkan. Para pelajar memerlukan figur seseorang yang menjadi panutan untuk dicontoh dalam ber­perilaku membuang sampah. Himbauan, anjuran, atau bah­kan teguran kepada para pelajar mengenai perilaku membuang sampah, tidaklah efektif. Artinya, dibutuhkan pembia­saan yang yang dilakukan secara terus menerus tentang bagai­mana membuang sampah yang benar, dan bukan dengan me­ngetahui atau menghapal apa yang diajarkan di mata pelajaran PLH (Pendidikan Ling­kungan Hidup). Dan ini memerlukan kedisiplinan yang tinggi.
Pihak Petugas Kebersihan Sekolah perlu difasilitasi jumlah tempat sampah sehingga sesuai dengan jumlah kebutuhan menampung sampahnya. Adanya sarana dan prasarana yang dapat membantu kinerja petugas kebersihan ketika bertugas membersihkan sekolah seperti tempat sampah yang dapat dipindahkan dengan mudah dari satu tempat ke tempat lain cukup dibutuhkan. Pihak Orang Tua Siswa pun memiliki peran sebagai figur yang bisa menjadi contoh di rumah. Karena sebelum pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah, para pelajar banyak menghabiskan waktunya bersama orang tua mereka di rumah. Jika orang tua mampu mendidik anaknya dengan baik di rumah, akan sedikit meringankan beban sekolah untuk mengarahkan perilaku pelajar dalam membuang sampah pada tempatnya.
Banyak kemungkinan yang dapat menyebabkan strategi tidak mencapai tujuan utama mulai dari hati, pemikiran sampai ke tindakan atau perilakunya. Dengan penuh kesadaran, setiap orang yang bertanggung jawab atas masalah ini harus mampu memahami arti penting membuang sampah pada tempatnya sekaligus berperilaku hidup bersih dan sehat.
Seandainya semua pihak memiliki kesadaran yang tinggi untuk membuang sampah pada tempatnya maka akan tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman sebagai tempat beraktifitas. Faktor apa yang sangat mempengaruhi perilaku membuang sampah sembarangan, ketika sebenarnya pemahaman akan pola hidup bersih itu mungkin sudah ada dalam pe­mikiran setiap individu.
Dalam hal ini lebih erat kaitannya dengan aplikasi dalam kegiatan sehari-harinya dari pemahaman akan pola hidup bersih. Perilaku membuang sam­­pah tersebut sangat mencerminkan bagaimana salah satu aspek pemahaman pola hidup bersih itu diaplikasikan dengan sempurna atau tidak dalam kenyataannya. Sangat diperlu­kan peran aktif dari semua pihak, baik itu pemerintah, ma­syarakat, dan pelaku usaha. Dimana setiap pihak memiliki peran untuk menekan permasalahan ini sampai akarnya. Terkait dengan fenomena permasalahan yang terdapat di sekolah ini, perlu dikaji lebih dalam lagi mengapa persepsi yang baik para pelajar ini tidak menunjang perilaku pembuangan sampah yang baik di dalam kenyataanya.
Harapan dari pembelajaran mengenai permasalah perilaku pembuangan sampah ini haruslah diperjuangkan dari saat ini juga. Tanpa perlu membebankan permasalahan tersebut kepada pihak tertentu, mari kita semua berpartisipasi aktif untuk ikut serta menjaga kebersihan lingkungan kita. Dan semua ini bisa dimulai dengan memberikan kontribusi positif mulai dengan menjaga kebersihan lingkungan di rumah sendiri dan untuk lingkungan dimana pun kita berada.***
Ihsan Hadiansah (Mahasiswa MSM SBM ITB. Melakukan pengamatan awal (penelitian) terhadap persepsi dan perilaku pembuangan sampah pada anak-anak di lingkungan sekolah).

Read more »

23 Juni 2013

Malam "Nisfu Sya'ban"

Nisfu artinya pertengahan, maka malam Nisfu Sya'ban artinya malam pertengahan bulan Sya'ban. Kalau dirujuk kepada kalender Hijriyah, maka malam itu jatuh pada tanggal 14 Sya'ban karena pergantian tanggal sesuai penanggalan Hilaliyah atau yang meggunakan patokan rembulan adalah saat matahari terbenam atau malam tiba.
Seputar malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui: Pertama adalah tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis-hadist tersebut adalah sbb:
1. Dari Muaz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda:”Ketika datang malam nisfu Sya’ban, Allah memperhatikan semua hambaNya, lalu Allah memberikan ampunan kepada orang-orang beriman kecuali mereka menyekutukan Allah dan bermusuhan”. Hadist riwayaThabrani dan Ibnu Hibban dalam kitan sahihnya. Beberapa riwayat Hadist ini banyak disahihkan para ulama.
وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يطلع الله إلى جميع خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن. رواه الطبراني وابن حبان في صحيحه
2. Dari A'isyah ra: "Suatu malam Rasulullah saw salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
3. Hadist Ali ra, Rasulullah saw bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).
Sebagian Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai keuatamaan dibandingkan dengan malam-malam lainnya.
Ulama Tabiin Atha’ bin Yassar berkata: Tidak ada malam yang lebih utama setelah malam Lailatul Qadar kecuali malam Nisfu Sya’ban. Pada malam itu Allah swt turun ke langit dunia lalu menebarkan ampunan kecuali kepada orang menyekutukan Allah dan bermusuhan”.
Imam Syafii diriwayatkan berkata:”Sampai kepadaku bahwa do’a dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jum’at, malam dua hari raya, awal Rajab dan malam nusfu Sya’ban”.
Ibnu Taymiyah diriwayatkan berkata: “Malam nisfu Sya’ban di dalamnya terdsapat keutamaan, orang-orang salaf ada yang menghidupkannya dengan ibadah, tetapi kumpul-kumpul untuk menghidupkannya merupakan bid’ah”.
Kedua: bagaimana merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Puasa pada tiga hari di pertengahan bulan selalu disunnahkan. Begitu juga pada malam ini hendaknya menjauhkan diri dari maksiat dan tindakan-tindakan yang tidak ada manfaatnya, seperti hura-hura dan pesta.
Meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah saw tidak pernah melakukannya. Apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya'ban atau disebut juga sholat Raghaib sebanyak 100 rakaat, ini tidak ada landasannya dan termasuk bid'ah. Imam Nawawi dalam kitab Majmuk mencela amalam ini.
Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk malam nisfu Sya'ban, namun cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang pernah dilakukan Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya.
Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.
Ketiga: Hadist tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban meskipun sebagian dihukumi sahih oleh para ulama, namun masih banyak yang menjadi pertentangan (khilafiyah) para ulama, terutama masalah sahih dan dlaifnya. Ini yang terkadang menyebabkan diantara kita saling mencela. Perbuatan itu tentu tidak ada manfaatnya sama sekali dan sangat merugikan umat Islam sendiri. Maka sebaiknya mari saling menghargai dan menghormati. Mereka yang meyakini kesahihan hadist Nisfu Sya’ban silahkan mengamalkan dengan menghidupkan malam tersebut dengan berbagai ibadah yang diajarkan Rasulullah saw.
(http://www.tasikmakalah.blogspot.com)

Read more »

Warta PILKDA, Hari Ini Kota Bandung Memilih Pemimpin


Hari ini, Minggu (23/6/2012), 1.658.808 Kota Bandung akan menentukan pemimpinnya untuk lima tahun mendatang. Warga yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) itu akan memberikan hak konstitusionalnya di 4.118 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar se-Kota Bandung.
Data tersebut berdasarkan pleno terbuka tentang DPT yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung belum lama ini. Rinciannya, pemilih laki-laki berjumlah 830.221 dan perempuan 828.587. "Total jumlah TPS sebanyak 4.118, sudah termasuk 13 TPS di 11 rumah sakit. Diharapkan memilih dengan jernih karena menentukan nasibnya sendiri untuk lima tahun mendatang," cetus Ketua Kelompok Kerja Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih KPU Kota Bandung Heri Sapari di kantornya Jalan Soekarno Hatta, Minggu (23/6/2013).
Inilah nomor urut Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Bandung periode 2013-2018 : (1) Edi Siswadi-Erwan Setiawan (ESWAN) diusung Partai Demokrat-PPP-Partai Hanura-PKB, (2) Wahyudin Karnadinata-Toni Apriliani (WANI) dari independen (3) Wawan Dewanta-M Sayogo (DEWASA) dari independen, (4) Ridwan Kamil-Oded M Danial (RIDO) diusung PKS-Partai Gerindra, (5) Ayi Vivananda-Nani Suryani (AN) diusung PDIP-PAN, (6) MQ Iswara- Asep Dedi Ruyadi (IDE) diusung Partai Golkar-dan koalisi partai politik non parlemen, (7) Budi Setiawan-Rizal Firdaus (BuZal) dari independen, dan (8) Bambang Setiadi-Alex Tahsin Ibrahim (BALEX) dari independen.
(http://www.tasikmakalah.blogspot.com)

Read more »

ANTARA News