Translate

06 Desember 2012

Menyusuri Komunitas Lesbi di Kota Santri ((Bagian 2)


Telah diceritakan sebelumnya, kelompok-kelompok kecil lesbi di Kota Tasikmalaya jumlahnya terus bertambah setiap tahunnya. Meski harus tumbuh secara sembunyi-sembunyi, namun kelompok lesbian ini terus bermunculan.
Sekali lagi, memang tidak mudah menelusuri dunia kaum lesbi di Kota Tasikmalaya, karena kelompok ini begitu rapat menyimpan rahasianya. Komunitas ini tersimpan sangat rapih dan sangat sulit ditembus.
Kabar Priangan berhasil menjumpai salah seorang yang mengaku telah lama menjalani kehidupan lesbi dan bersedia untuk diajak wawancara. Sebut saja MY. Kepada "KP" dia mengakui sebagai seorang lesbi dan bersedia menceritakan apa yang dialami dirinya maupun teman-temannya (Kabar Priangan, 20/11/2012).
Menurut warga Cipedes ini, ciri-ciri kelompok ini sukar dikenali karena mereka masih tertutup dan takut dengan norma yang ada. Namun ciri umumnya bisa dikenali lewat dua pribadi lesbi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kalau kelompok ini ada yang berperan sebagai Butchy (laki-laki) dan ada yang jadi Femme (perempuannya).
Nah, bagi kelompok yang berperan sebagai Butchy (laki-laki), biasanya dia menginginkan terlihat macho, sehingga mengubah atribut dirinya menjadi tomboy habis. Tak sedikit mereka yang mempermak penampilannya, mulai dengan rambut dipangkas habis, pakaian, sampai pembentukan tubuh seperti menggunakan tato. Tapi tak jarang juga, ada kelompok butchy yang berpenampilan halus seperti layaknya perempuan pada umumnya.
Beda halnya dengan kelompok Femme. Biasanya mereka menginginkan terlihat feminim, sehingga tak lepas dari make up untuk menarik perhatian. Namun penampilan mereka akan terkesan dingin dan selalu ketergantungan terhadap pasangannya.
Mereka juga selalu menjaga jarak dengan laki-laki atau dengan perempuan yang bukan pasangannya. "Pada hari-hari tertentu mereka sering berada di tempat hiburan atau tempat makan di Kota Tasik hanya sekedar untuk kongkow. Kamu bisa cek langsung, atau nanti saya antar," ujarnya.
Ya, terkadang mereka juga tak sungkan mempertontonkan kemesraannya di sana. Mungkin tidak masuk akal melihat anggota lesbi di Kota Tasikmalaya yang lebih dikenal dengan Kota Santri. Tapi itulah kenyataan yang ada meski harus hidup secara sembunyi-sembunyi.
Bahkan, tak sedikit dari mereka yang melakoni hidup bersama sebagai lesbi dengan mengontrak rumah atau mencari tempat kos dan melakukan hubungan intim layaknya suami istri.
Seperti yang dikatakan MY, dia mengaku telah memiliki pasangan dan telah lama menjalani hidup sebagai pasangan lesbi. Meski memiliki latar belakang yang berbeda, namun atas dasar rasa cinta dan kasih sayang keduanya memutuskan hidup bersama di sebuah tempat kos, dan merajut jalinan cinta seperti kebanyakan pasangan kasmaran lainnya.
Awalnya, MY juga meragukan apa yang telah dilakukannya. Dia harus mencintai dan merajut jalinan cinta dengan seorang perempuan di dalam satu tempat kos. Bingung dan penasaran berkecamuk didalam dadanya, apakah hanya dirinya seorang yang mengalami ataukah hal ini juga dialami oleh wanita lainnya.
Maka dia pun berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban akan bertemu dengan seseorang dengan masalah yang sama. Dia memanfaatkan jejaring facebook untuk mendapatkan jawabannya. Tanpa diduga dia pun mendapatkan banyak sekali tanggapan dengan masalahnya itu.

0 komentar:

Posting Komentar

ANTARA News