Translate

04 Februari 2013

Balita Tanpa Anus di Rajapolah


Penderitaan keluarga miskin seakan tak pernah berakhir. Seorang balita usia tiga tahun mengalami penyempitan anus sejak lahir hingga balita ini harus menahan sakit saat buang air besar (BAB). Ironisnya, pihak keluarga tak berani membawa balita malang ini berobat secara medis karena tak ada biaya.
Korban adalah Jejen (3), putra bungsu dari pasangan Enjon (43) dan Empat (39) warga Kampung Tanjung, Desa Tanjungpura, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut kedua orang tuanya, sejak bayi Jejen kerap menangis karena manahan sakit saat hendak BAB. Jejen dinyatakan mengalami penyempitan anus sejak usia dua bulan. Namun karena ketiadaan biaya, kedua orang tua tidak bisa menjalani operasi pembuatan anus.
“Saat itu Jejen kerap menangis dan muntah-muntah. Saat diperiksa Jejen dinyatakan penyempitan anus. Namun kami tidak bisa mengoperasi karena tidak memiliki biaya,” ujar Empat (39), ibu penderita kepada wartawan, Sabtu (2/2).
Anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Kemensos yang mendapat laporan adanya bayi penderita penyempitan anus mengunjungi kediaman Jejen untuk mendapatkan pengobatan dan operasi di RS Hasan Sadikin. Dengan didampingi anggota TRC dan kedua orang tuanya, Jejen pun dijemput dan diberangkatkan ke RS Hasan Sadikit, Sabtu (2/2). Korlap TRC Kemensos RI, Isep Seprian mengatakan, selain memfasilitasi pengobatan dan operasi, pihaknya juga bertanggung jawab biaya hidup selama di rumah sakit.

0 komentar:

Posting Komentar

ANTARA News