Translate

05 November 2012

Lesbumi NU Tasikmalaya Minta Pelaksanaan STQ Dikaji Ulang

Tasikmalaya - Ketua Lesbumi NU (Lembaga Seni Budaya Muslim Nahdlatul Ulama) Kota Tasikmalaya, Aan Farhan menuntut pelaksanaan STQ (Seleksi Tilawatil Qur’an) tingkat Kota Tasi­malaya dikaji ulang. Pasalnya, STQ kerap diwarnai transfer pemain luar daerah yang jelas akan mengancam potensi daerah itu sendiri. “Kami berani jamin, saling ‘bon’ pemain telah menjadi rahasia umum, dan Pemerintah harus meng­kaji ulang pelaksanaan ini,” kata Aan di Sekretariat Lesbumi, Jalan Dr. Soekardjo No. 47, Jum’at (2/10) sebagaimana dilansir Kabar-Priangan.Com (4/11/2012).
Aan menuturkan, banyak­nya transfer pemain seperti di dunia olahraga sepak bola telah mencederai hakikat STQ. Kesucian Alquran terkesampingkan, serta orientasi official ha­nya mengejar prestise daripada prestasi sebenarnya. “Bagi kami sudah sangat ngeri, demi nama baik Kecamatan, rela jual-beli pemain demi target juara,” tandasnya.
Aan pun menghimbau Panitia untuk selektif dalam menerima peserta dengan adanya keterangan yang bisa dipertanggungjawabkan terkait domisili. “Jangan cukup keterangan domisili atau KTP saja, karena identitas apapun dapat dengan mudah diakali,” terang Aan.
Sementara itu, Koordinator Dewan Hakim STQ, Didi Hudaya tidak menampik kalau adanya peserta yang “dibon” official Kecamatan. Menurutnya, meski hal itu telah menjadi rahasia umum, bukan wewenang dia untuk menyeleksi peserta karena kewenangan Dewan Hakim sebatas penilaian. “Coba ke Kemenag, karena pihak Kemenag yang menerima pendaftaran,” kata Didi.
Di lain pihak, Dewan Pembina STQ Kecamatan Purbaratu yang juga Camat Purbaratu Ade Hendar, membantah kalau ada transfer pemain di kafilah Purbaratu. Meski Purbaratu keluar sebagai Juara Umum, tuturnya, bukan karena pemain luar, tetapi dari potensi asli daerah.
“Kalau warga Purbaratu yang “masantren” di daerah lain seperti Bandung dan Cianjur memang ada. Terus, pihak keluarga meminta pulang untuk menjadi peserta. Tetapi kalau sampai transfer saya pastikan tidak ada,” tegasnya. Dan untuk teknis juga, kata Ade, diserahkan ke jajaran LPTQ Kecamatan.
Begitupun disampaikan Camat Cibeureum, Guswana. Menurutnya, sebelum menjadi peserta, pihak LPTQ Kecamatan telah menyeleksi berbagai persyaratan menyangkut KTP. Dan, ia juga tidak sepakat kalau ada transfer pemain di setiap even STQ.

0 komentar:

Posting Komentar

ANTARA News