Translate

16 Desember 2012

Bencana Longsor Ciamis


Akibat hujan deras sebuah tebing di Dusun Nangerang RT02/04, Desa Gerba, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis longsor karena tidak kuat menahan beban. Tebing sepanjang 150 meter dengan ketinggian 50 meter itu longsor menimpa bantaran Sungai Cibulan.
Akibat peristiwa itu, air Sungai Cibulan meluap dan merendam areal pesawahan dan kolam ikan milik warga setempat. Selain mengakibatkan kerugian berupa areal petanian dan budidaya ikan, tebing longsor juga mengancam enam unit rumah warga yang berada hanya beberapa meter dari lokasi longsor. “Untuk sementara, kami sebanyak enam kepala keluarga (KK) mengungsi ke rumah tetangga terdekat,” terang Dudung.
Masih akibat hujan deras yang terus mengguyur, tebing Bukit Cieurih di Dusun Cimendong Desa/Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis longsor, Rabu (5/12/2012) dan menimbun 9 rumah warga dan jalan sepanjang 100 meter. Berdasarkan informasi yang berhasil dikumpulkan, peristiwa yang menimbun rumah dan jalan tersebut terjadi di lima Desa, di antaranya, Desa Panjalu, Maparah, Bahara, Sandingtaman, dan Desa Ciomas.
Menurut Camat Panjalu, Dadang Hidayat, kejadian tanah longsor yang menimbun sembilan rumah warga dan jalan sepanjang 100 meter akibat guyuran beberapa hari terakhir. "Hingga pagi ini tanah longsoran belum disingkirkan, karena sulitnya medan menuju areal longsor, sementara untuk membersihkan tanah longsoran yang menutup badan jalan itu membutuhkan alat berat," ujarnya saat dihubungi wartawan, Rabu (5/12/2012).
"Akibat tertimbun tanah longsor, ruas jalan yang menghubungkan dua dusun, yakni Dusun Cimendong dengan Dusun Particaringan masih terputus karena jalannya tertimbun tanah," tuturnya.
Dadang mengatakan untuk sementara penanganan yang dilakukan hanya mempergunakan alat seadanya dengan gotong-royong. "Kendati demikian, kami sangat berharap datangnya bantuan alat berat untuk menyingkirkan tanah, hingga jalan antar dua dusun tersebut dapat kembali normal,” harap Dadang. "Dalam peristiwa tersebut mengakibatkan empat rumah rusak berat dan lima rumah rusak ringan, sedangkan rumah yang terancam ada sekitar 12 rumah," jelasnya.
Kasi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Ciamis Cece Manuhara membenarkan pihaknya sudah menerima laporan peristiwa bencana alam longsor. "Kami sudah menerima laporan peristiwa tersebut, namun kami juga belum mendapatkan data secara detail. Nanti jika sudah diterima data pastinya akan kami beritahukan," singkatnya.
Longsor juga terjadi di enam titik di Kecamatan Cikoneng. Satu di antaranya di Desa Panaragan. Tebing di sisi jalan penghubung desa longsor dan menimbun dua rumah. Tebing setinggi 20 meter, longsor setelah hujan deras mengguyur kabupaten tersebut, Ahad (16/12). Sedikitnya tujuh rumah warga rusak berat tertimpa longsor. Warga korban longsor pun mengungsi. Anggota TNI dan petugas Tanggap Bencana membantu warga menyingkirkan material longsor berupa tanah serta bebatuan. Pemerintah setempat pun meminta warga waspada agar longsor tak memakan korban jiwa.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis telah menetapkan sebanyak 36 di wilayah Kabupaten Ciamis dalam kondisi waspada bencana alam. Ancaman bencana terhadap 36 kecamatan di Ciamis, yaitu bencana alam longsor, banjir, angin puting beliung dan pergerakan tanah atau tanah amblas.
Bupati Ciamis Engkon Komara mengatakan, belakangan pihaknya banyak menerima laporan bencana alam dari sejumlah daerah di Kabupaten Ciamis. Kebanyakan, laporan yang diterima yaitu bencana alama longsor dan angin kencang.
"Atas serangkaian kejadian bencana itu, kami menetapkan satatus Kabupaten Ciamis waspada bencana,” ujar Engkon usai membuka peringatan Hari Ibu di Gedung Puspita GOW Kabupaten Ciamis, Kamis (13/12/2012).
Engkon mengatakan, sebenarnya bencana alam di Kabupaten Ciamis sudah mendekati siaga, namun sampai saat ini belum sampai siaga total sehingga statusnya yaitu waspada bencana alam.
“Kami meminta seluruh masyarakat di Kabupaten Ciamis, khususnya di wilayah Ciamis Utara yang rawan terancam bencana alam longsor dan Ciamis Selatan yang rawan bencana Banjir, sejak saat ini untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana,” terang Engkon.
Engkon mengakui, untuk 2012 alokasi anggaran bencana alam hanya teralokasikan Rp1,5 miliar, sehingga pada akhir tahun ini alokasi dana tidak tersangka atau dana bencana alam sudah habis. “Sebagai pengalaman pada 2013 mendatang, kami sudah mengalokasikan dana bencana alam lebih besar dari saat ini. Nilainya mencapai Rp10 miliar,” terang Engkon.
(Dari Berbagai Sumber) 

0 komentar:

Posting Komentar

ANTARA News